Surabaya (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan tanah dan air yang dibawanya memiliki nilai sejarah dan korelasi cukup besar dengan nama Ibu Kota baru, yaitu "Nusantara".
Dalam siaran pers yang diterima di Surabaya, Senin sore, tanah dan air diambil dari Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto yang disebut sejarah sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Majapahit atau tempat tercetusnya istilah kata Nusantara oleh Mahapatih Gajah Mada.
Dalam sumpahnya, kata Khofifah, Gajah Mada menyatakan akan berpuasa sampai semua pulau-pulau di wilayah Nusantara menyatu pada abad kejayaan Majapahit, yaitu abad ke-14 di bawah kepemimpinan Ratu Tribuwana Tunggadewi.
"Ini semua tertulis di dalam Buku Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca. Selain itu, ada Buku Sutasoma karya Mpu Tantular yang menuliskan Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa," ujarnya.
Gubernur Khofifah mengikuti rangkaian kegiatan prosesi penyatuan tanah dan air dari 34 provinsi se-Indonesia bersama Presiden Joko Widodo di kawasan Titik Nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin.
Dikemas dalam wadah berupa kendi dan kendil dari tanah liat yang dibalut dengan kain batik khas motif Surya Majapahit Mojokerto, serta untaian bunga melati dan kantil, Khofifah menyerahkan tanah dan air kepada Jokowi untuk kemudian dituang dan dipersatukan ke dalam Kendi Nusantara.
Gubernur Khofifah menyatakan dukungan penuh Pemprov Jatim dalam proses pembangunan Ibu Kota Negara baru, dan pemilihan nama Nusantara oleh Presiden juga sangat sesuai identitas bangsa Indonesia terhadap Bhinneka Tunggal Ika.
Berdasar referensi yang ia baca, lanjut dia, dalam sumpah Palapa yang diikrarkan Mahapatih Gajah Mada termaktub kata Nusantara, yang maksudnya adalah pulau-pulau sangat banyak ini merupakan satu rangkaian ketika bersatu (NUSANTARA).
Sementara itu, usai mengikuti prosesi penyatuan tanah dan air bersama Presiden Jokowi, Gubernur Khofifah dan 33 gubernur lainnya melakukan penanaman pohon di sekitar kawasan Titik Nol IKN.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menanam pohon mangga jenis Lalijiwa atau Lalijiwo yang merupakan salah satu spesies mangga endemik Jawa.
Tumbuhan bernama latin Mangifera Lalijiwa itu terkenal akan kelezatan dan rasa manisnya yang berbeda dari mangga jenis lain.
Memiliki warna khas kuning kemerahan ketika masak, nama lalijiwa berasal dari kata lali yang berarti "lupa", dan jiwo yang artinya jiwa.