Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota Surabaya mengoptimalkan normalisasi saluran air guna mencegah banjir dan genangan pada saat hujan deras di wilayah tengah Kota Pahlawan, Jawa Timur.
Camat Genteng Kota Surabaya Muhammad Aries Hilmi di Surabaya, Rabu, mengatakan, normalisasi saluran air di Jalan Gembong Tebasan yang dilakukan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya mulai Selasa (8/2) hingga saat ini berdasarkan keinginan dan masukan dari warga saat membuka pelayanan di Balai RW.
"Selain menerima masukan warga saat membuka pelayanan di Balai RW, ketika hujan juga kami keliling mengecek saluran. Nah, salah satu atensi di wilayah itu adalah saluran-saluran yang menjadi konsentrasi kami," kata Aries Hilmi.
Selain itu, Aries menyebut, berdasarkan hasil evaluasi serta keluhan dari warga sekitar, Jalan Gembong Tebasan seringkali mengalami kemacetan. Ini salah satunya disebabkan adanya pedagang yang meluber hingga ke bahu Jalan.
"Dari evaluasi kami, pertama di sekitaran Jalan Gembong Tebasan krodit, karena salah satunya pedagang baju meluber ke bahu jalan. Kedua, saluran di situ tidak bisa normal, karena ditutup kayu-kayu untuk berjualan," ujarnya.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya berharap, normalisasi saluran ini dapat mencegah genangan saat hujan turun. Terlebih pula, arus lalu lintas di Jalan Gembong Tebasan dapat kembali lancar.
"Lebar salurannya itu sekitar 2 meter. Kalau fungsinya tidak dinormalisasi maka berdampak di sekitar situ," katanya.
Di sisi lain, kata dia, pihaknya juga mengaku telah berkoordinasi dengan DSDABM Surabaya terkait rencana pelebaran aspal di Jalan Gembong Tebasan. Rencana ini dilakukan agar jalan di sana semakin lebar dan arus lalu lintas memadai.
"Di Jalan Gembong Tebasan ada badan jalan yang masih bentuk tanah. Nanti akan diaspal supaya lebar jalannya semakin memadai arus lalu lintas di sana," katanya.
Saat ditanya terkait para pedagang yang berjualan di bahu jalan, Aries juga mengtatakan, mereka sebetulnya sudah lama difasilitasi pemkot berupa stan di Gembong Asih. Namun, kata dia, masih saja ada di antara mereka yang berjualan di pinggir jalan sehingga mengganggu kelancaran arus lalu lintas.
"Mereka kooperatif mau kembali Gembong Asih, karena sebelum dilakukan normalisasi kami juga sudah komunikasikan dengan pedagang. Apalagi pedagang ini sudah disiapkan relokasi di Gembong Asih," kata Aries.
Meski demikian, lanjut dia, pihaknya memastikan, bakal rutin melakukan pengawasan untuk mencegah pedagang kembali berjualan di bahu Jalan Gembong Tebasan. Di lain hal, ia juga meminta kerja sama warga, khususnya para pedagang, agar dapat saling menjaga kepentingan umum sehingga tidak merugikan yang lain.
Kepala DSDABM Kota Surabaya Lilik Arijanto mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mencegah dan mengantisipasi banjir baik di wilayah pusat kota maupun perkampungan saat terjadinya hujan lebat.
"Salah satunya dengan melakukan pengerukan di saluran air dan sungai," katanya.
Bahkan, lanjut dia, baru-baru ini, pihaknya telah melakukan kerja bakti dengan pengerukan sedimen yang ada di Sungai Srikana. Lilik menyebut lokasi Jalan Srikana rawan terjadi banjir karena kawasan jalan tersebut berbentuk L.
"Memang di situ pada beberapa hari yang lalu sempat terjadi banjir. Itu karena aliran air yang seharusnya lurus karena bentuknya L maka mudah terjadi sedimentasi atau pendangkalan," ujarnya. (*)