Tulungagung (ANTARA) - Puluhan pegawai di lingkup dinkes dan RSUD dr. Iskak Tulungagung, Jawa Timur, Kamis menggelar aksi ziarah tabur bunga ke makam sejawat mereka yang meninggal akibat terpapar COVID-19.
Kegiatan itu dilakukan sehari menjelang peringatan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November.
"Selain memperingati Hari Pahlawan 10 November dan Hari Kesehatan Nasional yang jatuh pada 12 November besok, kegiatan ini kami gelar untuk mengenang jasa serta pengorbanan rekan-rekan nakes yang meninggal karena COVID-19," kata Kepala Dinkes Tulungagung dr. Kasil Rokhmat yang dikonfirmasi usai tabur bunga.
Total ada 18 tenaga kesehatan dan pegawai non-kesehatan yang bertugas di lembaga-lembaga pelayanan kesehatan setempat yang meninggal karena terpapar Corona.
Dari jumlah itu, satu berstatus dokter, 15 perawat dan tiga pegawai nonkesehatan. Sebanyak empat dari 15 perawat yang meninggal merupakan tenaga kesehatan yang bertugas di RSUD dr. Iskak, dan selebihnya merupakan tenaga perawat yang bertugas di puskesmas-puskesmas kecamatan di Tulungagung dan RS swasta.
Kegiatan ziarah tabur bunga diawali dengan pembacaan tahlil di mushala Dinkes Tulungagung, dan kemudian dilanjutkan dengan ziarah kubur 16 nakes yang meninggal karena COVID-19.
Peserta ziarah melibatkan seluruh unsur tenaga kesehatan maupun pegawai non-kesehatan yang ada di Tulungagung. Tak hanya dari jajaran dinkes dan RSUD dr. Iskak, perwakilan nakes dari RS Bhayangkara, RS Putra Waspada, jajaran puskesmas hingga BKKN juga ikut serta.
Mereka menjalani seluruh rangkaian tabur bunga, meski dalam kondisi hujan sehingga harus menggunakan payung dan pelindung seadanya.
"Beliau-beliau ini kami anggap sebagai pahlawan COVID-19. Kami harus mendoakan. Harapannya sebenarnya adalah supaya ini menjadi spirit kami yang meneruskan perjuangan beliau, agar tetap bisa meneladani dan bersemangat," kata Kasil.
Jumlah tenaga kesehatan maupun pegawai non-kesehatan di lingkup lembaga pelayanan kesehatan di Kabupaten Tulungagung yang terpapar COVID-19 jumlahnya ada ratusan, termasuk di lingkup RSUD dr. Iskak yang mencapai 100 orang lebih.
Sebagian besar berhasil sembuh dan kembali bertugas, namun ada beberapa yang akhirnya gugur karena komorbid serta kondisi fisik yang lelah serta stres sehingga mengalami pemburukan klinis hingga meninggal.
"Kami sedang berfikir, kalau ada izin keluarga, untuk mengenang para pahlawan kesehatan ini sebagai nama ruangan dan sebagainya, termasuk membuat monumen khusus untuk mengenang para pahlawan COVID-19 ini," kata Kasil.
Wadir Pelayanan RSUD dr. Iskak Tulungagung dr. Zuhrotul Aini, Sp.A., memastikan empat nakes RSUD yang meninggal, nama-nama mereka akan dikenang dan diabadikan menjadi nama ruang perawatan di rumah sakit daerah itu.
"Alhamdulillah untuk pengurusan santunan dari Kemenkes untuk perawat-perawat kami yang meninggal karena COVID-19 hari ini sudah selesai. Masing-masing menerima sekitar Rp300 juta dan diterimakan ke ahli warisnya. Kemudian untuk mengenang jasa-jasa beliau, kami akan mengabadikan nama-nama mereka sebagai nama ruang rawat inap," kata Aini.
Satu di antara empat perawat RSUD dr. Iskak yang meninggal itu disebut sebagai nakes pertama di Tulungagung yang meninggal karena COVID-19, dengan jabatan terakhir sebagai Kepala ruang RICU (Respiratory Intensive Care Unit).