Pemerintah Kota Mojokerto, Jawa Timur menggelar inkubasi wirausaha tas kanvas goni bagi warga sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang ini.
Walikota Mojokerto, Ika Puspitasari dalam keterangan tertulis, Kamis mengatakan, keberadaan tempat wisata yang biasanya juga identik dengan kemunculan produk oleh-oleh, sehingga salah satu upaya yang dilakukan oleh pemkot adalah dengan penyelenggaraan inkubasi wirausaha oleh pihak pemerintah daerah.
"Termasuk sektor pariwisata termasuk dalam agenda prioritas RPJMD Pemkot Mojokerto tahun 2018-2023. Dampaknya, selain pembangunan infrastruktur lokasi wisata, pengembangan produk oleh-oleh juga turut menjadi perhatian," katanya di sela peninjauan Inkubasi Wirausaha Tas Kanvas Goni di Rest Area dan Pusat Oleh-Oleh Kota Mojokerto, mulai dari tanggal 21-23 Oktober 2021.
Ia mengatakan, nantinya peserta pelatihan dapat membuat produk yang menarik dengan harga jual yang bersaing dengan produk sejenis dari daerah lain.
"Produk oleh-oleh yang dijual harus diproduksi dari masyarakat pemkot sendiri. Saya ingin produk warga kota sendiri yang berjaya," ujar perempuan yang sering disapa Ning Ita.
Dirinya meyakini bahwa dengan menghasilkan produk yang berdaya saing, pendapatan warga pemkot bisa meningkat, terutama pasca melemahnya perekonomian masyarakat karena pandemi.
Tidak lupa, Ning Ita juga menegaskan bahwa untuk menjadi wirausahawan yang berhasil meningkatkan pendapatan dibutuhkan proses yang panjang.
"Agar bisa benar-benar berhasil jadi wirausaha itu butuh proses. Tidak hanya sehari dua hari bisa sukses. Harus istiqomah," katanya.
Pemkot Mojokerto, kata dia, bahkan juga siap menyediakan modal dan sarana untuk memasarkan produk yang dihasilkan. Di antaranya yaitu di rest area Gunung Gedangan, gerai UMKM Pemkot di Sunrise Mall, dan gerai milik Dekranasda di mall pelayanan publik Gajah Mada, yang akan diresmikan dalam waktu dekat.
Tidak hanya kerajinan kanvas goni, di tempat yang sama juga dilaksanakan kegiatan Inkubasi wirausaha frozen food dan printing atau sablon.
Berdasarkan data dari Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Mojokerto terdapat 200 peserta dari seluruh kelurahan yang mendaftar, namun setelah divalidisasi tersisa 122 peserta.
Ani Wijaya, kepala Diskopukmperindag, menjelaskan bahwa serangkaian kegiatan inkubasi wirausaha yang didanai oleh APBD ini akan dilaksanakan selama enam bulan.
"Dalam kurun waktu tersebut, peserta diajarkan proses pembuatan produk, menghitung harga jual, serta teknik pemasaran produk, terutama secara digital. Para peserta diharuskan melakukan tatap muka dengan pendamping minimal satu kali seminggu," katanya. (*)