Jember (ANTARA) - Pengelola "Tamasya Bus Kota" (TBK) Hasti Utami mengatakan rute angkutan wisata di Kabupaten Jember, Jawa Timur, ditekankan pada kegiatan edukasi wisata (eduwisata).
"Masyarakat bisa menyewa angkutan wisata sesuai dengan rute yang dibuat oleh operator angkutan wisata yakni angkutan kota bisa diisi 10 penumpang, angkutan pedesaan 7-12 penumpang tergantung jenis kendaraan," katanya usai peluncuran angkutan wisata di Jember, Rabu.
Pemkab Jember menggandeng TBK meluncurkan angkutan wisata dengan melibatkan transportasi konvensional seperti becak, angkutan kota, ojek konvensional, dan angkutan desa yang diresmikan langsung oleh Bupati Jember Hendy Siswanto.
"Di setiap rute ada minimal tiga destinasi yang terdiri dari destinasi wisata, UMKM, kuliner, kebun, perikanan, sawah bahkan religi. Destinasi wisatanya pun banyak yang baru dikembangkan sebagai alternatif mencegah kerumunan di objek wisata yang sudah ada," tuturnya.
Jika destinasinya tak terjangkau kendaraan roda empat, lanjut dia, ada ojek-ojek wisata yang bisa dipesan juga melalui operator angkutan wisata dan ojek wisata juga cocok untuk yang tamasya sendirian, sedangkan becak wisata sementara hanya untuk rute pendek di kota dan sedang dalam pembinaan.
"Angkutan wisata Jember akan memiliki banyak promo menarik karena didukung banyak mitranya, mulai dari diskon tiket masuk wisata, diskon kuliner, diskon handycraft (kerajinan)," ujarnya.
Hasti menjelaskan situasi pandemi yang berkepanjangan semakin menghimpit perekonomian masyarakat seperti di bidang transportasi, persoalan angkutan konvensional terus terjadi dan pandemi membuatnya semakin terpuruk.
"Untuk itu diperlukan langkah penanggulangan yang tepat. Program angkutan wisata Jember diharapkan menjadi solusi di tengah persoalan transportasi sekaligus pariwisata," katanya.
Menurutnya, program pemberdayaan pengemudi angkutan konvensional (angkot, angdes, becak, ojek) itu dilakukan berkolaborasi dengan pegiat sosial tourism "Tamasya Bus Kota" yang sudah empat tahun bergerak di sociopreneur tersebut.
"Dengan dasar pemberdayaan, program angkutan wisata akan efisien, kolaborasi memungkinkan akselerasi pengembangannya yang pada akhirnya kemanfaatannya akan segera bisa dinikmati lebih banyak masyarakat," katanya.
Ia mengatakan Dinas Perhubungan mendukung program angkutan wisata dengan memberikan pelatihan kepada para pengemudi angkutan kota dan angkutan pedesaan meliputi public speaking, pemandu wisata dan CHSE, serta fotografi sederhana dengan ponsel pintar.
"Ada 50 sopir wisata, yaitu sopir merangkap pemandu wisata. Bahkan beberapa diantaranya sudah memiliki sertifikasi kepemanduan dari BNSP. Dengan pelatihan CHSE agar sopir wisata dapat beradaptasi di era new normal dengan menerapkan protokol kesehatan," katanya.