Situbondo (ANTARA) - Bupati Situbondo Karna Suswandi bersama sejumlah pimpinan OPD setempat melihat langsung dan melakukan evaluasi destinasi wisata Kampung Blekok yang masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Kami bersama sejumlah pimpinan OPD ke destinasi wisata Kampung Blekok untuk evaluasi sekaligus pembenahan, dengan harapan bisa lolos ke babak berikutnya, yakni 10 besar ADWI Kemenparekraf," kata Bung Karna, sapaan bupati, di sela kunjungan kerja ke ekowisata Kampung Blekok, Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo, Jawa Timur, Kamis.
Menurut ia, wisata Kampung Blekok punya nilai jual dengan ekowisatanya. Perpaduan konservasi hutan bakau yang juga menjadi tempat tinggal burung berbagai spesies, salah satunya burung blekok, menjadi perhatian nasional.
Selain itu, lanjut bupati, ada pula ekonomi kreatif warga di sekitar ekowisata Kampung Blekok yang mampu bertahan di tengah pandemi. Oleh karena itu, semua organisasi perangkat daerah (OPD) harus ambil peran dan kerja bareng.
"Kampung Blekok memang layak dikembangkan menjadi ekowisata, karena pengembangannya berbasis lingkungan yang mengutamakan aspek konservasi alam serta pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal. Wisata Kampung Blekok ini terintegrasi dengan aktivitas ekonomi warga sekitar," katanya.
Bung Karna menambahkan di Jawa Timur ada enam desa wisata yang menjadi nominasi ADWI, yakni Kampung Blekok Situbondo, Sanankerto di Kabupaten Malang, Kampung Majapahit Bejijong di Kabupaten Mojokerto, Tamansari di Kabupaten Banyuwangi, Ranupani di Kabupaten Lumajang, dan Serang di Kabupaten Blitar.
"Semoga ekowisata Kampung Blekok bisa lolos 10 besar ADWI, dan bisa menjadi daya tarik wisatawan ke Situbondo," tuturnya.
Objek wisata Kampung Blekok merupakan kawasan konservasi hutan bakau, yang luasnya mencapai 27 hektare. Memiliki pesona alam luar biasa yang dihuni ribuan burung air dari berbagai spesies diantaranya, blekok, kuntul, dan lainnya. (*)