Surabaya (ANTARA) - Penolakan warga atas keberadaan rumah sehat sebagai tempat isolasi mandiri warga terpapar COVID-19 di sejumlah wilayah Kota Surabaya, Jawa Timur, karena faktor ketakutan tertular virus corona.
"Intinya mereka tidak mau kampungnya ditempati untuk isolasi mandiri. Salah satunya karena faktor ketakutan," kata salah satu tokoh agama sekaligus Ketua Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) Gubeng Chusaini di Surabaya, Senin.
Chusaini mencontohkan warga di Kelurahan/Kecamatan Gubeng sebelumnya menolak gedung SDN Gubeng I/204 digunakan sebagai tempat isolasi. Namun, penolakan ini bukan berarti menolak program rumah sehat, tapi karena pemilihan lokasinya yang berada di tengah perkampungan padat penduduk.
Apalagi, lanjut dia, akses keluar masuk untuk kendaraan di wilayah tersebut juga dinilai kurang mendukung, sehingga warga kemudian mengajukan beberapa opsi tempat lain untuk dijadikan sebagai rumah sehat.
Warga bersama Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Gubeng akhirnya menyepakati rumah sehat ditempatkan di aset milik Pemkot Surabaya yang berada di Jalan Nias No. 110 Surabaya.
Dukungan terhadap penyediaan rumah sehat juga ditunjukkan oleh warga Kelurahan Gading, Kecamatan Tambak Sari, Surabaya. Bahkan, tokoh masyarakat di sana, mengaku telah mengajukan beberapa tempat untuk dijadikan rumah sehat.
"Untuk kelurahan gading kita sudah mengajukan beberapa tempat untuk dijadikan tempat isolasi mandiri dan kemudian yang kami pilih adalah SDN Gading III No. 179," kata Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (LPMK) Kelurahan Gading, Kecamatan Tambak Sari, Hartono.
Menurut dia, sekolah yang berada di Jalan Kenjeran No. 433 Surabaya ini dipilih menjadi Griya Gading Sehat lantaran lokasinya yang strategis dengan akses jalan. Apalagi lokasi lembaga pendidikan ini juga dinilainya agak jauh dari permukiman padat penduduk.
Tidak hanya itu, dukungan yang sama juga disampaikan Ketua RW V, Kelurahan Sumberrejo, Kecamatan Pakal Surabaya, Jainuri. Ia bersama warganya mengaku bersyukur lantaran lokasi yang bakal dijadikan rumah sehat oleh pemkot sangat dekat dengan perumahan.
"Saya mendengar Pak Wali Kota akan membuka lahan rumah sehat dekat sekali dengan perumahan kami. Secara otomatis kita sangat bersyukur, kalau nanti warga saya isolasi di SDN Sumberrejo II, kan sangat dekat," kata Jainuri.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, sebenarnya Rumah Sehat didirikan di tingkat RW. Namun, karena keterbatasan tempat dan jumlah satgasnya, maka terbentuklah di tingkat kelurahan dengan memanfaatkan fasilitas umum sebagai lokasi isolasi mandiri.
"Rumah sehat ini merupakan bentuk upaya Pemkot Surabaya dalam memutus penyebaran COVID-19. Terutama pencegahan penularan pada klaster keluarga," katanya.
Selain itu, lanjut dia, upaya tersebut juga untuk mengamankan dan menyelamatkan warga di masing-masing kelurahan agar ketika ada salah satu warganya yang terpapar tidak menularkan ke anggota keluarga lainnya maupun tetangganya.
Penolakan terhadap rumah sehat di Surabaya karena warga takut tertular COVID-19
Senin, 26 Juli 2021 10:53 WIB