Pamekasan (ANTARA) - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menganjurkan rumah sakit di provinsi setempat memasang konsentrator oksigen, mengingat kebutuhan oksigen saat pandemi COVID-19 sangat tinggi.
"Karena alat ini sangat membantu di tengah keterbatasan pasokan oksigen akibat lonjakan kasus COVID-19 yang akhir-akhir ini meningkat," kata Wagub Emil saat meninjau pemanfaatan konsentrator oksigen di Rumah Sakit Moh. Noer di Pamekasan, Madura, Kamis.
Di rumah sakit milik Pemprov Jatim yang terletak di Jalan Bonorogo ini, Wagub Emil melakukan pengecekan langsung guna memastikan bahwa alat tersebut benar-benar berfungsi dengan baik.
Orang nomor dua di lingkungan Pemprov Jatim ini juga menyatakan bersyukur karena ternyata alat berfungsi dengan baik dan bisa benar-benar menurunkan beban kebutuhan oksigen liquid.
Selain meninjau pemanfaatan konsentrator oksigen di RS Moh. Noer, mantan Bupati Tenggalek itu juga meninjau pemanfaatan konsentrator oksigen di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan.
Sebagaimana di RS Moh. Noer, di RSUD milik Pemkab Pamekasan yang terletak di Jalan Raya Panglegur ini juga memiliki dua unit konsentrator oksigen.
"Ini adalah kabar baik di tengah terbatasnya supply terhadap kebutuhan. Mudah-mudahan alat ini terus berfungsi dengan baik," katanya.
Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa konsentrator oksigen dapat memenuhi kelayakan investasi karena biaya yang cukup efisien sekaligus sebagai langkah cepat pemerintah dalam mengantisipasi potensi lonjakan kasus COVID-19.
Menurut Wagub, di RSUD dr. Soetomo Surabaya, RSUD dr. Soedono Madiun, RSU Haji Surabaya, dan RSUD dr. Saiful Anwar Malang perlu segera melakukan analisa soal potensi pemesanan alat konsentrator oksigen tersebut.
"Rumah sakit di Jatim termasuk di lingkungan Pemprov seperti RSUD dr. Soetomo, RS Soedono, RSU Haji, RS Saiful Anwar perlu segera analisa potensi pemesanan ini karena butuh 2,5 bulan untuk diproduksi," katanya.
Dalam jangka panjang, kata Emil Dardak, bisa memenuhi kelayakan investasi karena efisiensi biaya, tapi juga untuk mengantisipasi potensi besarnya kasus yang walau diharapkan tidak akan terjadi tapi perlu tetap diantisipasi.
Wagub juga mengapresiasi gerak cepat pihak RSUD Mohamad Noer Pamekasan yang telah mengonversikan 60 persen layanan untuk penanganan COVID-19.
"Saya mengapresiasi karena 60 persen sudah terkonversi menjadi layanan COVID-19, meski sempat ada sedikit kendala pada isolasi tekanan negatif," katanya.
"Mudah-mudahan dalam waktu 20 hari kedepan maksimal isolasi tekanan negatif bisa efektif untuk menamping pasien yang ICU karena saat ini belum ada ICU. Tetapi rencana menambah empat ICU tekanan negatif," katanya.
Selain itu juga, Wagub juga mengapresiasi RS yang melayani pasien ibu hamil, termasuk di RS Moh. Noer yang sebelumnya sempat diprotes warga karena menolak ibu hamil yang positif COVID-19 dan hendak melahirkan.
"Sangat penting kita tahu bahwa ibu hamil yang terkena COVID-19 juga ada dan perlu penanganan," katanya.
Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia itu menyatakan bahwa RSUD Mohammad Noer baru saja menambah tempat tidur sebanyak 15 dan IGD-nya sudah dikonversi untuk bisa menampung pasien COVID-19, demikian Emil Dardak.