Surabaya (ANTARA) - Sebanyak 547 siswa SMK di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur mengikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat provinsi yang digelar Dinas Pendidikan setempat dari tanggal 7-9 Juni 2021.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Wahid Wahyudi di Surabaya, Selasa mengatakan LKS SMK 2021 tingkat provinsi ini merupakan wadah bagi siswa SMK untuk berinovasi dan berkreatifitas sesuai dengan kompetensi keahlian siswa.
"LKS ini juga memberikan peluang kepada dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja untuk melihat sejauh mana kompetensi keahlian siswa SMK di Jawa Timur," katanya.
Sebanyak 547 peserta tersebut akan mengikuti sebanyak 51 bidang lomba, yang terdiri dari 31 jenis lomba bidang teknologi, delapan bidang pariwisata, tiga bidang bisnis dan manajemen, tiga bidang agribisnis dan agroteknologi, tiga bidang kesehatan dan pekerjaan sosial, dua bidang seni dan industri kreatif dan satu bidang kemaritiman.
"Peserta pada LKS tingkat provinsi ini merupakan juara 1, 2 dan 3 pada LKS tingkat kabupaten/kota (wilayah kerja) se-Jawa Timur yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2021 yang lalu," ujarnya.
Lomba yang akan berlangsung sampai tanggal 9 Juni 2021 ini akan diselenggarakan di 38 lokasi SKM di Jawa Timur dengan melibatkan juri-juri professional dari dunia industri, asosiasi profesi dan akademisi.
Juara 1 dari masing-masing lomba pada LKS 2021 ini akan menjadi delegasi SMK Jawa Timur untuk mengiktui ajang LKS SMK tingkat nasional.
"Kami berharap duta-duta SMK Jawa Timur mampu menembus ajang Workd Skill 2021, yang merupakan ajang kompetisi kompetensi siswa SMK bergengsi di tingkat dunia," ujar dia.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa berharap melalui LKS SMK kali ini penguatan sinergitas pendidikan dengan industri, dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) lebih terbangun.
Menurut Khofifah dunia saat ini tengah dihadapkan pada fenomena baru, gig economi, yakni sebuah fenomena sistem kerja di mana umumnya perusahaan lebih memilih untuk merekrut pekerja independen atau kontrak jangka pendek.
"Demikian juga pada sisi tenaga kerjanya, lebih memilih bekerja secara lepas (gig worker) dengan jam kerja yang fleksibel namun dengan sepenuhnya memanfaatkan skill tertentu yang dimilikinya untuk menjalankan kontrak project jangka pendek dengan perusahaan tertentu," ujarnya.
Ia menekankan LKS kali ini harus menjadi bagian penting untuk menemukenali gig economy dengan kebutuahan industri, IDUKA. Dengan begitu, baik teaching industri di perguruan tinggi dan teaching industri yang ada di SMK dapat terkoneksi dengan kebutuhan dudika.
"Beragam (program keahlian kompetensi) SMK harus berseiring dengan iduka. Ini menjadi kesempatan dalam menjaring keterampilan excellent dari semua program keahlian SMK. Mudah-mudahan kontingen LKS kita menjadi andalan untuk nasional. Kita berharap Jatim bisa menjuarai di kancah nasional," ucapnya. (*)