Probolinggo (ANTARA) -
Tatik, sapaan akrabnya, memang divonis menderita batu ginjal oleh dokter dan segera mungkin dilakukan penembakan batu ginjal. Hal ini merupakan salah satu tindakan yang digunakan untuk memecahkan batu ginjal tersebut.
Dalam penuturannya, ia membayangkan sebuah kayu yang dibor pada saat pembedahan dilakukan.
“Nah, ini daging dan tulang (seperti) dibor. Di saat yang sama, saya juga memikirkan bagaimana cara saya membayar tindakan tersebut,” ucapnya sambil menunjukkan bekas operasi.
Namun demikian, dokter menenangkan jika saat ini teknologi sudah canggih dan tindakan bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Pikiran Tatik yang sebelumnya gelisah lantas reda saat dokter memberikan kepastian tentang jaminan kesehatan lewat Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dia ikuti.
“Saya akhirnya manut, tanpa mikir biaya besar karena saya peserta BPJS Kesehatan. Keinginan saya untuk bisa sembuh besar sekali dan inginnya cepat bekerja,” kenangnya.
Awal mula keluhan terjadi saat dirinya melakukan studi banding perekaman e-KTP di wilayah Mojokerto dan setelahnya menginap di Kota Malang. Saat malam hari, Tatik mendapat nyeri yang luar biasa hingga akhirnya keluarga menjemput untuk cepat dilarikan ke rumah sakit. Sesampainya di sana, gejala yang selama ini dirasakan terjawab oleh vonis dokter yang menyatakan dirinya terserang batu ginjal.