Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Sekretaris Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Bambang Utoro mengatakan serapan bahan bakar minyak (BBM) subsidi berkurang dari alokasi yang disediakan oleh pemerintah akibat pandemi COVID-19 karena terbatasnya mobilitas masyarakat.
"Subsidi migas yang diberikan oleh pemerintah melalui BPH Migas tidak terserap seluruhnya karena pandemi COVID-19," katanya dalam kuliah umum bertema dalam rangka acara BPH Migas Goes To Campus yang diadakan secara daring dan luring terbatas di auditorium Universitas Jember (Unej), Jawa Timur, Senin.
Setiap tahun, lanjut dia, pemerintah melalui BPH Migas mengatur subsidi minyak dan gas kepada masyarakat, khususnya untuk BBM yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak seperti solar, premium dan minyak tanah.
"Berdasarkan data tahun 2020 tercatat dari 15,31 juta kiloliter solar subsidi yang disediakan oleh pemerintah, terserap sekitar 14 juta kiloliter solar atau subsidi yang terpakai hanya 91 persen saja," tuturnya.
Pemerintah juga menyediakan 11 juta kiloliter premium subsidi, namun yang sudah terserap sebanyak 8,44 juta kilo liter atau 77 persen saja yang digunakan.
Sementara untuk minyak tanah, dari 560 ribu kiloliter minyak tanah subsidi yang sudah disiapkan, terserap oleh masyarakat sebanyak 470 ribu kilo liter atau terpakai sebanyak 85 persen saja.
"Berkurangnya pemakaian solar dan minyak tanah itu diakibatkan oleh pandemi COVID-19 yang membuat pergerakan manusia dan barang menjadi terbatas. Berkurangnya serapan BBM subsidi itu menjadi penghematan bagi pemerintah," katanya.
Data pemakaian subsidi solar dan premium untuk Kabupaten Jember pada tahun 2020 tercatat menerima subsidi solar sebanyak 79.561 liter solar, namun hanya 77.119 liter yang digunakan, atau terpakai sebanyak 97 persen.
Premium di Jember tersalurkan sebanyak 40.184 liter dari 56.236 liter premium subsidi yang disediakan atau terpakai 71 persen saja.
"Semua BBM subsidi tersebut telah disalurkan melalui enam belas SPBU milik PT. Pertamina dan dua SPBU milik PT. AKR Corporindo di Jember dan sekitarnya," ujarnya.
Bambang juga menjelaskan program BPH Migas mewujudkan BBM satu harga di Indonesia kepada para peserta kuliah umum yang hadir di Unej.
"Pada tahun 2020 lalu, BPH Migas telah berhasil melaksanakan program BBM satu harga di 83 daerah yang mayoritas ada di daerah tertinggal, terdepan dan terluar di nusantara," ujarnya.
Sementara untuk bidang gas bumi, BPH Migas telah membangun 15.725 kilometer jaringan pipa gas baik berupa pipa transmisi maupun pipa distribusi gas bagi pelanggan. (*)