Kuala Lumpur (ANTARA) - Sebanyak 166 orsng pekerja migran Indonesia yang berada di Malaysia pulang ke Surabaya dengan menggunakan pesawat carter Citilink QG 8553 dari Kuala Lumpur International Airport di Kuala Lumpur, Sabtu.
Mereka mengikuti Program Rekalibrasi Pulang yang dicanangkan pemerintah Malaysia pada masa pandemi COVID-19 dengan difasilitasi oleh KBRI Kuala Lumpur dan Aliansi Organisasi Masyarakat Indonesia (AOMI) Malaysia.
Acara pemulangan turut dihadiri oleh Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur Hermono, Koordinator Fungsi Konsuler Rijal Al Huda, Koordinator Fungsi Pensosbud Yoshi Iskandar dan jajaran presidium serta tim khusus dari AOMI.
Selain itu dihadiri sejumlah Ormas seperti BP KNPI Malaysia, MP KAHMI Malaysia, Garansi, Persatuan Masyarakat Bawean dan lainnya.
Duta Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur Hermono mengatakan yang bekerja dalam pemulangan pekerja migran ini sebenarnya para ormas, sedangkan institusinya hanya memfasilitasi.
"Jadi, kita mencoba membantu masyarakat yang kesulitan tetapi kami sadar KBRI tidak bisa bekerja sendiri karena itu kami bekerja sama atau minta dukungan teman-teman Ormas untuk membantu warga kita yang ingin pulang ke Indonesia khususnya mereka yang mengalami kesulitan seperti orang sakit, orang tua dan anak-anak. Mereka ada yang kesulitan mendapatkan check out memo (COM) di Imigrasi Malaysia sehingga kami fasilitasi yang memerlukan," katanya.
Hermono mengatakan sedangkan bagi yang bisa mengerjakan sendiri dipersilakan mengerjakan sendiri dan ini lebih baik daripada melalui kedutaan atau ormas.
"Jadi, yang ini adalah mereka yang betul-betul memerlukan bantuan dari KBRI dan ormas. Sekali lagi kami fokus kepada warga yang memerlukan bantuan KBRI dan Ormas kalau yang bisa sendiri kami mohon menyelesaikannya sendiri," katanya.
Salah satu Presidium AOMI Hardjito menyampaikan rasa syukur dengan kesuksesan pemulangan 166 orang pekerja migran Indonesia sehingga menunjukkan bukti bahwa ormas-ormas di AOMI, KBRI Kuala Lumpur dan sejumlah pihak bisa bekerja sama.
"Ini merupakan pertama kali kami berikhtiar untuk memfasilitasi mereka dengan mencarter pesawat Citilink tujuan Surabaya. Kemudian kami memberikan subsidi silang, termasuk mereka yang memerlukan bantuan yakni sebanyak delapan orang digratiskan tiketnya, juga ada anak yatim disubsidi. Ada ormas dan masyarakat Aceh yang membantu," katanya.
Presidium lainnya Khairul Hamzah mengatakan data awal yang mendaftarkan pemulangan sebanyak 177 orang, terdiri dari 168 orang dewasa dan sembilan anak di tengah perjalanan ada satu orang yang meninggal sembilan orang positif COVID-19 sehingga batal berangkat.
"Yang terbang sekarang 166 orang semua ke Surabaya, terdiri 158 dewasa dan delapan anak-anak. Banyak di antara peserta memakai kursi roda dan sakit," katanya.