Kediri (ANTARA) - Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memaparkan visi misi mengatasi masalah kesehatan pada masyarakat dengan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RADPG) Kota Kediri 2020-2024.
"Penanganan masalah gizi dan stunting di Pemkot Kediri sudah tercantum dalam RADPG yang melibatkan lintas sektoral. Dari yang berkaitan langsung hingga yang tidak terkait langsung namun berperan penting," kata Wali Kota di Kediri, Selasa.
Ia mengungkapkan di RADPG Kota Kediri 2020-2024 terdapat program menyeluruh untuk mengatasi masalah gizi termasuk stunting. RADPG 2020-2024 merupakan realisasi dari RPJMD sebagai wujud visi misi Wali Kota Kediri.
"Pemkot Kediri tidak hanya fokus pada stunting, namun keseluruhan program kesehatan dengan melaksanakan Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) yang mencakup program promotif dan preventif dan dilaksanakan oleh semua OPD," ujar dia.
Kepala Barenlitbang Kota Kediri Edi Darmasto mengatakan dana untuk Germas Kota Kediri ini tidak terbatas dan melibatkan semua lapisan masyarakat dari individu, keluarga, masyarakat, akademisi, pengusaha dan lain-lain.
"Dananya bersumber dari APBN, APBD, CSR, dan peran masyarakat," kata Edi.
Edi menambahkan, dalam pelaksanaannya Germas juga melibatkan masyarakat di tingkat kelurahan melalui Forum Kelurahan Sehat. Forum ini merupakan ujung tombak dari Germas sebab merupakan pelaksana program dari pusat ke lapangan. Mulai dari pola hidup sehat, makanan bergizi, hingga pencegahan stunting.
Selain itu, Pemkot Kediri juga melaksanakan upaya preventif salah satunya dengan UHC (Universal Health Coverage) yang dilakukan oleh Pemkot Kediri melalui BPJS untuk semua warga Kota Kediri.
Sementara itu, Kabid Rendalev Barenlitbang Kota Kediri Herry Krismono menambahkan semua warga bisa mendaftarkan diri di BPJS dan ditangguh sepenuhnya oleh Pemkot Kediri. Bahkan orang kaya pun boleh mendaftarkan diri dengan syarat mau fasilitas kelas tiga.
"Pemkot Kediri menyediakan dana antara Rp35 miliar – Rp40 miliar untuk program ini," ungkap dia.
Untuk program-program lain yang tidak terkait langsung dalam upaya menanggulangi masalah gizi dan stunting yaitu penyebaran informasi mencegah pernikahan dini oleh Dinas Pendidikan Kota Kediri. Tidak hanya melalui sekolah formal melainkan juga pondok pesantren yang ada di Kota Kediri.
"Sebab masalah gizi dan stunting juga diakibatkan dari pernikahan dini. Mulai dari kurangnya pengetahuan hingga kelahiran bayi yang tidak sehat dari hasil pernikahan dini," kata Krismono.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Kediri Ferry Silviana Abu Bakar juga menambahkan, organisasi perempuan juga tidak ketinggalan. Misalnya PKK Kota Kediri memberikan edukasi kepada remaja dalam bentuk sekolah perempuan selimut hati dan pemantauan intensif dari para kader PKK di lapangan.
"Titik pantaunya adalah posyandu. Kader yang sudah terlatih melakukan screening tumbuh kembang," kata Bunda Fey, sapaan akrab Ferry Silviana Abu Bakar.
Dinas PUPR dan Perkim Kota Kediri juga mendukung dalam upaya penanggulangan masalah gizi misalnya dengan pengadaan sarana dan prasarana air bersih, sanitasi, dan juga rumah sehat untuk warga Kota Kediri. (*)
Wali Kota Kediri paparkan visi misi atasi masalah kesehatan
Selasa, 26 Januari 2021 18:25 WIB
Pemkot Kediri tidak hanya fokus pada stunting, namun keseluruhan program kesehatan dengan melaksanakan Germas