Surabaya (ANTARA) - Satuan Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surabaya meminta warga yang tertular virus corona namun tidak mengalami gejala sakit menjalani karantina di fasilitas-fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.
Menurut Wakil Sekretaris Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Sabtu, permintaan itu disampaikan karena penderita COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah berisiko menularkan virus kepada anggota keluarga yang lain.
"Jadi, untuk sementara kami minta isolasi mandiri di tempat yang telah disediakan pemerintah, seperti di Asrama Haji dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura," katanya.
Ia mengatakan bahwa masih banyak kamar yang kosong di fasilitas isolasi Asrama Haji yang dikelola oleh Pemerintah Kota Surabaya.
Hingga 22 Januari 2021 pukul 14.00 WIB, jumlah total pasien yang menggunakan fasilitas isolasi di Asrama Haji tercatat 10.966 orang dan 10.662 orang atau 97,2 persen di antaranya sudah selesai menjalani karantina. Jumlah pasien yang masih menjalani perawatan di Asrama Haji tersisa 304 orang.
"Di Asrama Haji, kami sediakan tiga gedung, dan masih ada ratusan kamar yang kosong di sana," kata Irvan.
"Jadi, ayo isolasi di Asrama Haji aja, jangan di rumahnya atau apartemennya, khawatir tetap menularkan kepada keluarga lainnya," ia menambahkan.
Ia juga mengemukakan bahwa banyaknya klaster penularan COVID-19 dalam keluarga kemungkinan terjadi karena ada anak-anak atau remaja yang sering main atau nongkrong dengan teman-temannya di luar rumah dan menularkan virus saat kembali ke rumah.
"Oleh karena itu, saya mohon kepada warga, terutama anak muda, kalau tidak penting, tidak usah pergi keluar rumah. Kasihan keluarganya nanti yang ada di rumah bisa tertular," katanya. (*)
Pasien COVID-19 diminta karantina di fasilitas pemerintah di Surabaya
Sabtu, 23 Januari 2021 11:34 WIB