Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, bertambah 8,9 dolar AS atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 1.874,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (7/12/2020), emas berjangka terangkat 26 dolar AS atau 1,41 persen menjadi 1.866,00 dolar AS.
"Kami tidak terlalu jauh dari tertinggi, dan begitu kami mulai mendapatkan stimulus atau gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana ini semua akan terjadi, emas akan terus bergerak lebih tinggi," kata Daniel Pavilonis, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.
Di tengah meningkatnya kasus virus corona, Kongres AS akan memberikan suara minggu ini pada rancangan undang-undang pendanaan sementara satu minggu untuk memberi anggota parlemen lebih banyak waktu guna mencapai kesepakatan tentang bantuan COVID-19.
"Pengeluaran fiskal lebih lanjut positif bagi emas, dan pasar tampaknya mengantisipasi beberapa jenis bagian paket fiskal, sekalipun hanya sementara," James Steel, kepala analis logam mulia di HSBC, mengatakan dalam sebuah catatan.
Tetapi sementara dolar defensif secara luas, suku bunga riil negatif dan "kenaikan tanpa ampun dalam kasus COVID-19" positif untuk emas, "lebih banyak kabar baik tentang vaksin akan menjadi faktor negatif yang kuat."
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang, telah meningkat lebih dari 23 persen tahun ini, diuntungkan dari suku bunga yang mendekati nol dan risiko inflasi yang lebih tinggi yang kemungkinan besar diakibatkan dari stimulus besar-besaran secara global.
Logam mulia lainnya, pPerak untuk pengiriman Maret turun 5,8 sen atau 0,23 persen menjadi ditutup pada 24,736 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 12,4 dolar AS atau 1,18 persen menjadi menetap di 1.037 dolar AS per ounce. (*)