Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mampu melipatgandakan jumlah petani swadaya yang diberikan pendampingan hingga dua juta orang pada 2023.
"Saya menunggu komitmen pendampingan 2 juta petani swadaya pada 2023. Saya yakin Kadin mampu dengan target ini," kata Presiden Jokowi dalam paparannya secara virtual di Jakarta Food Security Summit 5, Rabu.
Presiden Jokowi mengatakan sebelumnya ia meminta Kadin memberikan pendampingan kepada 1 juta petani swadaya untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani. Pendampingan itu rupanya sudah dilakukan Kadin pada awal 2020.
Untuk itu Presiden Jokowi meningkatkan target menjadi 2 juta petani dalam dua tahun mendatang. Dengan pendampingan, Presiden Jokowi berharap petani dapat berkolaborasi secara produktif dengan berbagai pihak seperti koperasi, perbankan, dan juga off-taker (pembeli). Kolaborasi bisnis itu diharapkan dapat meningkatkan produksi dan juga kesejahteraan bagi para petani.
"Saya berharap model bisnis yang inklusif ini bisa mendongkrak sektor pangan dan buka lebih banyak lapangan pekerjaan," tutur Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi juga mendukung dengan usulan skema inclusive closed loop atau rantai pasok terintegrasi pertanian dalam menjaga ketahanan pangan dan kesejahteraan petani, peternak, serta nelayan ,di dalam negeri. Skema dalam ekosistem berusaha tersebut akan memberikan keuntungan bagi pelaku di sektor hulu hingga sektor hilir sehingga keberlanjutan produksi terjaga dan petani dapat lebih sejahtera.
"Inisiatif soal inclusive closed loop perlu dikembangkan, terutama untuk mengembangkan kemitraan yang saling menguntungkan dari hulu sampai hilir," kata Presiden Jokowi.
Kepala Negara juga menekankan pengembangan sektor pangan ke depannya akan membutuhkan cara-cara baru yang inovatif. Cara-cara baru itu harus meningkatkan efisiensi proses produksi untuk menghasilkan komoditas pangan berkualitas dengan harga terjangkau serta memperbaiki daya dukung lingkungan dan mensejahterakan petani.