Kediri (ANTARA) - Sekitar 170 produk UMKM dari Kota Kediri, Jawa Timur, telah dikurasi dan dinilai layak untuk ekspor, sehingga diharapkan ke depan usaha mereka bisa semakin berkembang.
Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar mengemukakan, Pemerintah Kota Kediri, mendorong agar produk UMKM di Kota Kediri bisa diekspor, termasuk membantu untuk koneksi dengan berbagai pihak sehingga produk dari kota ini bisa dikirim ke luar negeri.
"Ini kan menjadi salah satu komitmen kami untuk UMKM di Kediri. Jadi, UMKM tidak hanya go to marketplace tapi kami koneksikan mereka dengan kenalan yang ada di Eropa maupun Australia," kata Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar di Kediri, Kamis.
Pemkot Kediri telah mengadakan kurasi pada sekitar 100 UMKM dan hasilnya ada 47 UMKM yang dinilai lolos verifikasi. Ada sekitar 170 produk yang kualitasnya bagus dan produknya layak untuk ekspor.
Pihaknya menambahkan, pemkot membuat berbagai terobosan untuk memperkuat market lokal di masa pandemi COVID-19 ini, salah satunya dari sisi perekonomian dengan UMKM go internasional dan go to marketplace.
Mas Abu, sapaan akrabnya menambahkan ada beberapa UMKM yang sudah siap untuk ekspor namun ada yang belum. Untuk itu, pemkot juga mendampingi dan mendorong mereka yang belum siap, sehingga bisa ekspor nantinya. Produknya juga beragam baik kerajinan hingga makanan.
"Banyak yang tidak mengira, kayu serpihan bisa ekspor. Perhiasan tembaga bisa ekspor, sambel pecel, kopi juga digemari. Cokelat. Banyak. Dan, ke depan kami evaluasi apalagi yang bisa dijual ke sana, siapa tahu keripik pisang juga digemari. Keripik nangka, masih banyak lagi yang bisa laku keras," ujar dia.
Mas Abu mengaku optimistis usaha ini akan bisa berkembang menjadi lebih baik. Kedutaan RI juga membantu agar produk-produk dari Indonesia bisa laku, bahkan mereka order kembali.
Sementara itu, Agustini Dewi Eka Sarai, salah satu eksportir saat berkunjung ke Kota Kediri mengaku pemilik UMKM harus bisa memahami tentang produk dan pengemasan sehingga nantinya laik untuk ekspor.
Ia menyebut, untuk barang yang diekspor harus memperhatikan harga, produk, serta tempat. Untuk harga, salah satu kelemahan UMKM saat tahu ekspor memberikan harga yang di atas normal dan itu tidak kompetitif. Pemilik UMKM harus mengetahui market share berapa harga yang diinginkan.
Untuk tempat, kalau saat ini secara virtual harus tahu pasar dengan situasi saat ini. Untuk produk, juga harus memperhatikan kualitas yang tetap diutamakan.
"Kualitas itu harus diingat nomor satu dan jangan pernah di bawah standar. Karena importir di negara tujuan itu selalu harapkan 'sustainable', jadi jangan sampai saat repeat order tidak tersedia. Saran saya UMKM bersatu, tidak menjadi musuh bersaing tapi kompetitor yang edukatif. Dengan demikian, saat importir ingin sesuatu barang dan tidak terpenuhi dengan satu UMKM, kita bisa memenuhi dengan sesama UMKM dengan kualitas sama," kata dia saat berkunjung ke Kediri.
General Manager Branch Office Surabaya PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Henny Nurcahyani mengatakan perusahaannya juga siap mendukung program Kota Kediri yang ingin mengembangkan UMKM yang ada termasuk memfasilitasi untuk ekspor produk.
"Garuda sebagai operator penerbangan domestik dan internasional mendukung. UMKM bisa berkembang tidak hanya di dalam negeri tapi merambah luar negeri," kata Henny.
Ia juga menambahkan, tidak ada batas minimal dalam pengiriman barang lewat penerbangan dari Garuda, namun yang terpenting memperhatikan kualitas dan sesuai dengan pesanan. Ia juga berharap, UMKM Kota Kediri bisa maju dan pengiriman ke Australia serta Belanda nantinya bisa berkelanjutan dan dalam jumlah yang lebih besar. (*)