Surabaya (ANTARA) - Para pedagang dan pembeli di sejumlah pasar tradisional di ibu Kota Provinsi Jawa Timur sering melakukan pelanggaran protokol kesehatan sebagai upaya memutus rantai penyebaran virus corona atau COVID-19, kata Kepala Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya Agus Hebi Djuniantoro.
"Betapa sulitnya menertibkan dan mengajak para pedagang maupun pembeli di pasar tradisional itu untuk menaati ketentuan atau protokol yang ada," ucap Agus Hebi Djuniantoro di Surabaya, Rabu .
Meski begitu, menurut dia, tergantung pasarnya, seperti di Pasar Keputran yang hampir setiap hari ditertipkan, bahkan mereka yang melanggar ditegur, tetapi setelah itu ada saja pedagang maupun pembeli yang kembali melanggar, katanya.
Menurut dia, petugas dari Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah Pemkot Surabaya, setiap hari gencar turun untuk melakukan operasi dan sosialisasi terkait penggunaaan masker. Hal itu terus menerus dilakukan agar masyarakat dapat menjadikan aturan tersebut sebagai kebiasaan.
"Kami juga senantiasa menjadikan hal itu sebagai kebiasaan. Karena yang belum biasa menjadi biasa itu sulitnya," kata Hebi.
Namun begitu, ia mengakui jika masih banyak pedagang yang mengeluh saat menggunakan masker. Mengingat suaranya tidak dapat didengar jelas oleh pembeli. Makanya, Hebi memberi solusi agar di setiap toko menyediakan kertas dan pembeli dapat menuliskan kebutuhannya tanpa harus membuka masker.
"Guna menghindari kendala komunikasi itu, pihak PD Pasar juga sosialisasi untuk menyediakan kertas biar pembeli bisa menuliskan kebutuhannya," katanya.
Tak hanya menerapkan physical distancing atau jaga jarak fisik di lingkungan pasar, Hebi menyatakan, setelah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya bahwa alat pembayaran berupa uang kertas dan koin juga menjadi media penyebaran virus.
Oleh karena itu, lanjut dia, demi keamanan dan keselamatan warga sebelum uang tersebut diterima maka harus disemprot menggunakan disinfektan.
"Uang pun harus disemprot dulu sebelum dimasukkan di dalam tas. Jadi uang kertas dan receh ini berbahaya," katanya.
Selain itu, kata Hebi, yang tidak boleh ketinggalan siapapun yang berlalu lalang di pasar juga wajib menggunakan masker dan sarung tangan plastik tanpa terkecuali, terutama bagi para pedagang.
Di sisi lain, Hebi juga meminta agar warga setelah melakukan aktivitas di pasar, setiba di rumah sewgera bersih-bersih badan/mandi. "Mohon sekali lagi masyarakat untuk langsung mandi setelah tiba di rumah," katanya. (*)