Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Jamaah Pesantren Mahfilud Dluror di Desa Suger Kidul yang berada di perbatasan Kabupaten Jember dengan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mulai menjalankan ibadah puasa, Kamis.
"Hari ini kami sudah mulai menjalankan ibadah puasa Ramadhan, meskipun secara resmi pemerintah belum menetapkan awal Ramadhan 1441 Hijriah," kata Pengasuh Pesantren Mahfilud Dluror KH Ali Wafa saat dihubungi di Jember.
Menurutnya santri yang masih berada di pesantren dan warga yang berada di sekitar pondok juga telah melaksanakan shalat tarawih pada Rabu (22/4) malam dengan khidmat di tengah pandemi virus corona jenis baru (COVID-19).
"Penentuan awal puasa di pesantren Mahfilud Dluror berdasarkan kitab Nushatul Majaalis wa Muntahobul Nafaais dan metode ini diterapkan sejak tahun 1826, sehingga tidak menggunakan metode hisab dan rukyat," tuturnya.
Ali mengatakan penetapan awal puasa tersebut berdasarkan keyakinan yang menggunakan acuan sistem khumasi (dari Bahasa Arab, artinya lima/khomsatun) yang berdasarkan pada kitab Nushatul Majaalis karangan Syeh Abdurrohman As Shufuri As Syafi'i yang sudah dijalankan selama 194 tahun.
"Sistem penghitungan khumasi, yakni penentuan awal puasa tahun ini bisa dengan cara menghitung lima hari dari awal puasa tahun sebelumnya, sehingga tahun depan juga sudah bisa ditentukan kapan mulai menjalankan ibadah puasa," tuturnya.
Ia menjelaskan awal Ramadhan tahun lalu jatuh pada hari Minggu, sehingga tahun ini awal puasa dihitung lima hari mulai Minggu, Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis ditentukan sebagai awal Ramadhan tahun ini.
"Sebagian santri yang berada di luar Jember dan Bondowoso sudah pulang ke kampung halamannya seiring dengan pandemi virus corona, sehingga jumlah santri yang masih berada di pesantren sekitar 200 orang," katanya
Selama pandemi COVID-19, tidak ada kegiatan sekolah di pesantren yang berada di Kecamatan Jelbuk itu, sesuai dengan imbauan pemerintah, namun untuk aktivitas pondok masih berjalan seperti biasa.
"Tahun lalu kami juga berpuasa lebih awal dibandingkan pemerintah dan tahun ini juga. Kami berharap perbedaan penetapan awal puasa di Pesantren Mahfilud Dluror tersebut juga dihargai umat Muslim, namun selama ini tidak pernah memicu konflik di kalangan umat Islam," ujarnya.
Sementara Ketua Tim Rukyatul Hilal Kemenag Jember Ahmad Izzuddin mengatakan pihaknya masih melakukan rukyatul hilal di menara Masjid Besar Al-Hikmah Kecamatan Puger dengan ketinggian sekitar 99 meter pada Kamis sore ini.
"Rukyat di puncak menara Masjid Besar Al Hikmah Puger itu terletak pada ketinggian 70 mdpl dan sesuai hasil hisab Kemenag, sehingga diperkirakan hilal dapat terlihat dengan jelas karena posisinya berada di atas 2 derajat," katanya.