Surabaya (ANTARA) - Pengamat properti yang juga Head of Marketing Rumah.com, Ike Hamdan mengapresiasi upaya pemerintah memberikan stimulus ekonomi untuk sektor perumahan, dengan menganggarkan Rp1,5 triliun untuk subsidi terkait kepemilikan rumah dalam APBN 2020.
"Konsumen yang menerima subsidi selisih bunga hanya akan menanggung bunga 5 persen selama 10 tahun. Sementara subsidi uang muka, akan membuat konsumen lebih ringan ketika membayar uang muka pembelian rumah. Kebijakan subsidi tersebut diharapkan dapat berdampak positif terhadap sektor properti, termasuk membuka peluang bagi generasi milenial yang akan membeli rumah," kata Ike, dalam keterangan persnya di Surabaya, Kamis.
Rencananya, subsidi akan direalisasikan pada April 2020 dengan alokasi Rp800 miliar untuk subsidi selisih bunga (SSB) dan Rp700 miliar untuk subsidi bantuan uang muka (SBUM).
Subsidi ini, kata Ike, sejalan dengan hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2020, dimana menunjukkan bahwa 54 persen dari generasi milenial saat ini belum memiliki properti, dan 29 persen dari generasi milenial masih hidup dengan orangtua.
"Rumah.com Consumer Sentiment Study ini adalah survei berkala yang diselenggarakan dua kali dalam setahun oleh Rumah.com bekerja sama dengan lembaga riset Intuit Research, Singapura," katanya.
Hasil survei, ini diperoleh berdasarkan 1000 responden dari seluruh Indonesia yang dilakukan pada bulan Juli hingga Desember 2019. Survei ini dilakukan oleh Rumah.com sebagai portal properti terdepan di Indonesia untuk mengetahui dinamika yang terjadi di pasar properti di tanah air.
Berdasarkan hasil survei Rumah.com Consumer Sentiment Study H1 2020, generasi milenial berharap bisa membeli rumah di wilayah DKI Jakarta atau Tangerang. Dengan budget sebagian besar 79 persen di angka maksimal Rp790 juta, realitanya akan sulit bagi mereka untuk bisa membeli rumah di DKI Jakarta yang harganya mulai dari Rp800 juta. Padahal, sebagian besar (40 persen) mereka berharap akan membeli rumah dalam 1-2 tahun ke depan.
Sebanyak 75 persen dari generasi milenial memiliki persepsi bahwa bunga bank tinggi walaupun kenyataannya bunga bank tidak naik dalam 1 tahun terakhir bahkan cenderung turun.
Hal lain yang juga menarik adalah 29 persen generasi milenial cenderung memilih bank syariah dengan alasan beralasan karena bunga bank konvensional terlalu tinggi. Kenyataannya, KPR syariah secara efektif dapat membuat biaya menjadi lebih tinggi.
"Selagi musim virus corona seperti sekarang ini yang membuat banyak wisatawan mengurungkan perjalanannya, generasi milenial yang biasanya suka jalan-jalan traveling ke berbagai tempat di Indonesia maupun penjuru dunia, bisa memanfaatkan anggaran traveling-nya tersebut dialihkan untuk membeli rumah. Apalagi secara keseluruhan, pasar properti di tahun 2020 akan terus menjadi buyers’ market atau saat yang tepat bagi konsumen untuk membeli properti," katanya. (*)