Situbondo (ANTARA) - Pekerja migran Indonesia (PMI) asal Situbondo yang ada di Hong Kong menyampaikan keluhannya mengenai kelangkaan masker di tempatnya bekerja sejak mewabahnya virus corona (Covid-2019).
Mulyati, salah seorang pekerja migran asal Kecamatan Panji, Situbondo, Jawa Timur, Kamis, lewat sambungan videoconference, kepada Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dan Wakil Bupati Yoyok Mulyadi mengaku bahwa kesulitan memperoleh masker, dan bahkan harga masker di Hong Kong melambung tinggi sejak virus corona mewabah.
"Kami bersama teman-teman lainnya yang bekerja di sini sulit membeli masker, kalaupun ada, harganya sangat mahal, bisa mencapai Rp1.000.000 per boks isi 50 lembar masker," kata Mulyati.
Dengan sulitnya memperoleh masker di tempatnya berkerja, lanjut dia, meminta perhatian Pemerintah Kabupaten Situbondo, dengan memberikan bantuan masker.
"Kami di sini sangat membutuhkan bantuan masker. Karena saya dan teman-teman membutuhkan masker untuk bekerja sehari-hari," ujar wanita yang bekerja di Hong Kong sejak 2003 itu.
Ia mengemukakan, kondisi di daerah tempatnya bekerja, sejauh ini masih aman. Meski diakuinya memang ada yang terjangkit virus corona, namun sudah diisolasi dan mendapatkan penanganan medis.
"Kemarin kami medapatkan kabar bahwa ada dua orang di daerah ini yang terkena virua corona dan sudah diisolasi," tuturnya.
Sementara itu, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto mengatakan, pada hari ini akan mengirim masker melalui PT Pos sebanyak 5000 lembar, dan pengiriman ribuan masker itu merupakan gabungan dari dana CSR Bank Jatim setempat dengan stok masker yang dimiliki pemerintah daerah.
"Supaya masker sampai ke sasaran, yakni kepada pekerja migran Situbondo yang berada di Hong Kong, kami alamatkan kepada salah satu pekerja migran di Hong Kong," kata Bupati Dadang.
Senada juga disampaikan Wakil Bupati Yoyok Mulyadi bahwa pengiriman masker tidak hanya dilakukan pada hari ini, jika masih dibutuhkan, pemkab siap mengirimkan lagi bantuan masker bagi pekerja migran asal Situbondo yang ada di Hong Kong yang tercatat ada 35 orang.
"5000 lembar masker itu cukup untuk persediaan sekitar 3 bulan, dengan estimasi sebanyak 35 orang membutuhkan 1 masker setiap harinya," ujar Yoyok. (*)