Jakarta (ANTARA) - Kemenangan 2-1 atas tuan rumah West Ham United menjadi obat pelipur lara bagi Leicester City untuk menutup tahun 2019 saat keduanya saling berhadapan di pekan ke-20 di London Stadium, Sabtu waktu setempat.
Leicester yang menjadi kuda hitam perburuan juara malah menelan dua kekalahan beruntun dari Manchester City 3-1 dan sang pemuncak klasemen Liverpool 4-0. Kemenangan atas West Ham pun seolah jadi obat dari kehilangan enam poin penting sebelumnya.
Raihan tiga poin ini membuat The Foxes masih berada di urutan dua dengan 42 poin atau terpaut 10 angka dari Liverpool (52) yang baru bertanding pada Minggu, serta terpaut empat poin dari Manchester City (38) di posisi ketiga.
Baca juga: Liga Inggris: Tottenham susah payah imbangi tim juru kunci Norwich
Menjadi catatan, The Reds diuntungkan karena masih memiliki dua tabungan pertandingan yang artinya enam poin bisa mereka peroleh untuk terus menjauh dari kejaran Leicester dan Man City.
Sementara bagi West Ham (19), kekalahan ini membuat mereka diambang zona degradasi dan hanya terpaut satu strip dari Aston Villa.
Baca juga: Liga Inggris: Everton vs Newcastle, bulan madu Ancelotti berlanjut
Setelah takluk dalam dua laga secara beruntun, Leicester langsung bermain terbuka sejak sepak mula. Bahkan sepanjang paruh pertama mereka mendominasi permainan dengan penguasan bola hampir menyentuh 60 persen.
Statistik buruk kala melawan Liverpool yang tak bisa mencatatkan satu sepakan langsung ke arah gawang kini seolah sudah diperbaiki Rodgers. Tercatat, mereka melepaskan empat tendangan mengarah ke arah gawang dari lima kali percobaan.
Leicester seharusnya bisa unggul cepat saat memasuki menit ke-9 melalui titik putih. Kelechi Iheanacho yang lepas jadi jebakan offside menerima umpan Ayoze Perez dijatuhkan Fabianski di kotak penalti.
Demarai Gray yang mengambil eksekusi gagal mengecoh pergerakan Fabianski dan bola langsung disapu bek West Ham.
Gol Leicester baru tercipta saat laga memasuki menit ke-40 yang dicatatkan Iheanacho. Berawal dari umpan lambung Albrighton di sisi kanan menuju Ayoze Perez, bola berhasil sundul dan menemui kepala Iheanacho yang tinggal menceploskannya.
Gol itu tak bertahan lama, lima menit berselang Pablo Fornals membawa kedudukan kembali imbang 1-1 lewat skema apik satu dua Filipe Anderson-Ryan Fredericks.
Anderson yang kembali menerima bola memberikan umpan silang terukur dari sisi kanan pertahanan Leicester kepada Fornals yang tinggal menyonteknya. Babak pertama berakhir imbang 1-1.
Pada babak kedua, Leicester tak mengendurkan serangan Christian Punch mencoba peruntungan lewat sepakan mendatar dari luar kotak penalti. Namun Fabianski masih sigap mengamankan bola.
Gol kedua Leicester datang saat memsuki menit ke-57. Demarai Gray membalas kesalahannya pada babak pertama dengan mencetak gol untuk membawa The Foxes kembali unggul.
Setelah gol itu seolah akan terjadi De Javu seperti ada paruh pertama. Fabian Balbuena hampir membawa skor kembali imbang. Sundulannya menerima umpan silang Manuel Lanzini masih bisa diselamatkan Kasper Schmeichel.
Sejumlah peluang diciptakan kedua tim, namun hingga wasit membunyikan peluit panjang skor 2-1 tetap bertahan untuk kemenangan Leicester atas West Ham United.
West Ham (4-2-3-1): Lukasz Fabianski; Ryan Fredericks, Fabian Balbuena, Issa Diop, Arthur Masuaku; Declan Rice, Carlos Sanchez (Robert Snodgrass); Pablo Fornals, Manuel Lanzini (Albian Ajeti), Felipe Anderson; Sebastien Haller (Michail Antonio).
Pelatih: Manuel Pellegrini
Leicester City (4-2-3-1): Kasper Schmeichel; James Justin, Wes Morgan, Jonny Evans, Christian Fuchs; Hamza Choudhury, Nampalys Mendy (Ndidi); Marc Albrighton, Ayoze Perez (James Maddison), Demarai Gray (Barnes); Kelechi Iheanacho.
Pelatih: Brendan Rodgers