Malang (ANTARA) - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kota Malang, Kamis, merobohkan satu rumah milik nenek Siani yang tinggal sendirian di rumah yang berlokasi di Jalan Joyo Pranoto, Kelurahan Merjosari tersebut.
Nenek Siani yang telah mencapai usia 99 tahun itu menempati rumah tersebut seorang diri dan dalam kondisi sakit.
"Bencana sering kali datang tak terduga. Tak melihat siapa pun yang terdampak, namun semuanya membawa keprihatinan dan mengajak kita semua untuk makin waspada, serta terus peduli dan bijak terhadap lingkungan," kata Wali Kota Malang Sutiaji merespons laporan kejadian rumah ambruk (roboh) karena terjangan air hujan yang mengguyur kota itu sejak siang hingga sore hari.
Secara khusus, Sutiaji juga mengajak semua warga untuk membangun kegotongroyongan terus menerus serta kepedulian sosial dalam melihat kondisi lingkungan.
Sebagaimana diinformasikan Camat Lowokwaru Imam Badar, rumah terdampak dihuni oleh nenek Siani yang sudah berumur 99 tahun.
"Sebenarnya rumah yang ditinggali ibu Siani ini sesungguhnya milik bapak Suyono, namun ditempati dan dipinjamkan secara sukarela kepada ibu Siani yang hidup sendiri. Ada kerabatnya (anaknya), namun bu Siani tidak berkenan diajak serumah," kata Imam Badar.
Oleh karenanya, lanjut Imam, setelah berembug dengan RW, pemilik rumah dan tokoh masyarakat setempat berkomitmen akan membangun kembali rumah korban dengan gotong royong.
"Untuk itu saya atas nama Pemkot Malang mengucapkan terima kasih kepada segenap warga atas kepedulian bersama ini," tutur Imam di sela menengok dan memberikan bantuan kepada Siani.
Imam Badar yang akrab dipanggil Abi itu mengatakan, rumah terdampak memang sangat sederhana dan rentan, karenanya ia juga tetap menitipkan keselamatan dan kesehatan nenek Siani.
"Kami cek juga, bu Siani sudah memiliki kartu BPJS yang disubsidi pemerintah (non mandiri, red). Ini tadi juga saya ajak dokter dan paramedis puskesmas untuk ikut ngecek kesehatan korban, sekaligus terus memonitornya," tutur Abi.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Malang Sofyan Edi Jarwoko yang juga Ketua Korda Lansia Kota Malang, menyampaikan keprihatinannya atas apa yang terjadi pada nenek Siani.
"Bisa jadi banyak ibu Siani-ibu Siani lainnya di luar sana yang masih memiliki putra putri serta kerabat tapi tidak mau tinggal bersama. Lebih suka sendiri dengan berbagai alasannya," kata Edi.
Oleh karenanya, lanjut Edi, program "Rantang Kasih" yang digelontorkan Pemkot Malang tiada lain untuk menjangkau hal-hal seperti yang dialami Siani.
"Saya secara khusus telah diminta Pak Sutiaji (Wali Kota Malang) untuk memberikan pendampingan serta perhatian secara seksama kepada warga lansia. Oleh karena itu, selain Rantang Kasih, kami juga segera menggodok program Sekolah Lansia," katanya.