Jember (ANTARA) - Bank Indonesia Jember mendorong optimalisasi pemanfaatan zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf (ziswaf) untuk ekonomi produktif melalui peningkatan ketersediaan sumber pembiayaan di sektor produktif.
"Untuk mendorong tumbuhnya sektor riil ekonomi syariah tersebut, baik dengan menarik investasi baru maupun dengan optimalisasi faktor produksi yang telah tersedia, tentunya membutuhkan dukungan keuangan syariah sebagai sumber pembiayaan aktivitasnya," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo dalam kegiatan talkshow bertema "Optimalisasi Ziswaf untuk Mendorong Ekonomi Produktif" di Gedung Serbaguna BI Jember, Jumat.
Menurut ia, sektor keuangan syariah itu mencakup sektor keuangan komersial, seperti aset perbankan syariah, kapitalisasi pasar modal syariah, dan industri keuangan non-bank syariah lainnya temasuk fintech syariah, maupun sektor keuangan sosial yaitu melalui optimalisasi ziswaf sesuai dengan prinsip penggunaannya.
"Dari sektor keuangan sosial, Indonesia memiliki potensi sumber pembiayaan ekonomi dari zakat yang cukup besar yang diperkirakan dapat mencapai Rp217 triliun dalam setahun. Namun, saat ini potensi besar sumber pembiayaan dari zakat tersebut belum dapat terealisasi secara optimal," katanya.
Ia mengatakan, serapan realisasi penghimpunan zakat Indonesia masih relatif kecil yakni baru mencapai sekitar 1 persen hingga 2 persen dari potensi zakat yang ada, artinya masih terdapat potensi zakat yang sangat besar untuk dapat dioptimalkan.
"Ke depan, seandainya potensi dana zakat sebesar Rp217 triliun itu dapat terkumpul, tentunya akan sangat membantu dalam meningkatkan ketersediaan pembiayaan sektor produktif yang pada gilirannya akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, mengentaskan kemiskinan, bahkan mendorong Indonesia menjadi pusat keuangan syariah dunia," tuturnya.
Ia menjelaskan, potensi yang cukup besar dari pengumpulan zakat dalam rangka mendorong perekonomian itu perlu ditangkap dan dikelola secara bersama oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
"Sinergi yang berkesinambungan antara pihak-pihak yang berkepentingan adalah kunci percepatan ekonomi syariah di Indonesia khususnya di Jember,"
Hestu mengatakan, sinergi antar pihak terkait perlu terus diperkuat guna mendorong terpenuhinya kebutuhan produk halal oleh produk dalam negeri, peningkatan ekspor produk halal, dan peningkatan kinerja perbankan syariah serta industri keuangan non bank syariah lainnya temasuk fintech syariah, maupun sektor keuangan sosial, diantaranya optimalisasi ziswaf sebagai salah satu sumber pembiayaan ekonomi.
Sementara Asisten Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Cecep M. Hakim mengatakan ziswaf dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi syariah, namun pertumbuhannya tidak secara langsung.
"Ziswaf dapat mendorong pertumbuhan ekonomi syariah cukup besar melalui pemberdayaan dan pembiayaan ekomomi produktif, sehingga zakat tidak hanya untuk keperluan konsumtif, namun dapat digunakan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat," katanya.
Sejauh ini, lanjut dia, peranan ziswaf dalam pemberdayaan ekonomi cukup besar, sehingga lembaga zakat tersebut harus ditata dengan baik seperti akuntabilitasnya, audit keuangan maupun manajemen lembaga tersebut.