Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Kluster Batik Ambulu yang dibina oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jember, Jawa Timur, terus meningkatkan produksi, beragam motif, hingga kualitas batik untuk menarik minat pasar domestik maupun mancanegara.
"Kalau dulu, kami memproduksi batik dengan mengandalkan motif tembakau yang sudah menjadi ikon Jember, namun kini banyak motif yang dihasilkan setelah mendapatkan pendampingan dari ahlinya melalui program kluster BI Jember," kata Lestari Kusuma Wati, salah satu pembatik yang tergabung dalam Asosiasi Pembatik Ambulu (ASPA) di Jember, Selasa.
Menurutnya para pembatik di ASPA juga mendapat pelatihan magang di Jokotole Collection yang merupakan Klaster Batik di Kabupaten Bangkalan, Madura, selama satu bulan, sehingga semakin menambah pengetahuan dan wawasan tentang batik yang berkualitas.
"Banyak desain motif yang kini bisa kami buat seperti budaya Jember, produk khas Jember, dan destinasi wisata Jember, sehingga tidak monoton pada motif daun tembakau saja," tuturnya.
Ia mengatakan produksi batik yang dihasilkan di galeri batiknya berkisar 300 lembar per bulan dengan omzet sekitar Rp30 juta hingga Rp45 juta per bulan, sehingga para pembatik akan terus meningkatkan produksi dengan beragam desain dan motif yang diminati pasar.
Selain meningkatkan produksi, lanjut dia, batik Ambulu juga mulai dikenal oleh masyarakat di luar Kabupaten Jember dan ada juga reseller dari Hong Kong yang menjual kain batik Ambulu di sana.
"Dengan sentuhan berbagai program Kluster Batik dari BI Jember, kini batik produksi anggota Asosiasi Pembatik Ambulu sudah mulai menembus pasar nasional, dari sebelumnya hanya di pasar lokal saja," katanya.
Ia mengatakan para pembatik Ambulu juga dilibatkan dalam kegiatan Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) 2019 dengan menampilkan karya-karya terbaik yang dibantu pakar batik Jawa Timur Uswatun Hasanah dan desainer Geraldus Sugeng beserta instruktur mode fashion berpengalaman dari Surabaya.
"Ada 21 busana batik yang dihasilkan tujuh pembatik Ambulu akan ditampilkan dalam Fesyar 2019 dengan motif yang berbeda pada umumnya karena motif yang digunakan merupakan hasil desain motif ciri khas Jember dengan sentuhan seni modern kontemporer," ujarnya.
Sementara itu Kepala Perwaklan BI Jember Hestu Wibowo mengatakan pihaknya mengembangkan kluster Batik Ambulu yang sudah berjalan setahun ini dengan harapan batik tersebut bisa dikembangkan sebagai produk unggulan di Jember.
Pendampingan Klaster Batik Ambulu tersebut akan dimulai dari hulu hingga ke hilir, sehingga tidak hanya urusan peningkatan produksinya saja, tetapi dilakukan pelatihan secara kontinyu dengan dilakukan pendampingan mulai dari proses perencanaan, pembuatan, produksi hingga pemasarannya.
"Kami akan memberikan pendampingan kepada Batik Ambulu dalam kurun waktu tertentu sehingga diharapkan UMKM batik tersebut dapat meningkatkan produksi dan kualitasnya yang berdampak pada perekonomian UMKM tersebut," katanya.
Hestu berharap batik Ambulu dapat menjadi ikon batik Jember yang memiliki ciri khas dan daya tarik tersendiri, sehingga dapat menginspirasi para pelaku usaha batik Jember untuk terus berkarya serta memperkenalkan batik Jember di pasar domestik maupun internasional.
"Ke depan, produk Batik Ambulu juga diharapkan mampu menembus pasar ekspor melalui pemanfaatan e-Commerce untuk mendukung pengelolaan transaksi berjalan serta pengembangan ekonomi dan keuangan Indonesia," ujarnya.