Banyuwangi (ANTARA) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meminta Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengerahkan helikopter water bombing guna memadamkan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla di kawasan Gunung Ijen, Banyuwangi, karena berpotensi meluas.
"Hari ini kami berkirim surat ke BNPB untuk dikirimkan armada udara water bombing untuk menyemprot air mengatasi kebakaran di Gunung Ranti dan Merapi di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ijen. Harus sesegera mungkin karena posisi api sulit dijangkau kecuali menggunakan armada udara," kata Bupati Banywuangi Abdullah Azwar Anas saat meninjau lokasi kebakaran hutan di kawasan Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa.
Baca juga: Gunung Ranti Banyuwangi terbakar, pendakian Ijen ditutup sementara
Ia mengatakan, bantuan penyemprotan air melalui udara untuk pemadaman kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (19/10/19) malam di kawasan Gunung Ijen itu sangat dibutuhkan, mengingat potensi meluasnya kebakaran yang ada saat ini.
"Kami nilai memang belum perlu ditetapkan status tanggap darurat. Untuk sementara water bombing yang mendesak kami butuhkan," ujarnya.
Bupati Anas meninjau lokasi kebakaran di Paltuding Ijen dan juga melihat langsung tempat penimbangan belerang para penambang yang juga ikut terbakar. Sejumlah troli yang digunakan kuli angkut penambang belerang juga ikut terbakar.
"Sejauh ini kebakaran memang mulai berkurang, walaupun masih ada potensi meluas. Sebelumnya kami mendapatkan informasi dari BKSDA bahwa sebenarnya kebakaran cemara gunung merupakan siklus rutin tahunan, tapi biasanya terkontrol. Namun, karena kemarin ada badai angin cukup besar, kebakaran menjadi sporadis meluas," katanya.
Baca juga: Gubernur: Perlu tambahan helikopter "water bombing" tangani karhutla di Jatim
Sebelumnya, pemkab setempat telah mengerahkan mobil pemadam kebakaran untuk melakukan penyemprotan di sejumlah titik sejak Minggu (20/10), dan sejumlah jalur telah disiram air untuk melokalisasi kebakaran agar tidak terus meluas.
"Namun mobil pemadam kami tidak bisa menjangkau ke lokasi kebakaran yang letaknya lebih dalam dan lebih tinggi. Makanya kami memohon water bombing kepada kepala BNBP. Apalagi, BMKG memprediksikan hujan di Banyuwangi terjadi baru pada akhir November 2019. Jadi, penyemprotan ini sifatnya urgen," tuturnya.
Bupati Anas menambahkan, dengan kondisi yang demikian, untuk sementara kawasan Gunung dan Kawah Ijen masih ditutup untuk umum dan wisatawan. Penutupan ini sampai kondisi lokasi tersebut sudah dinyatakan aman.
"Meskipun kondisi kebahayaan sudah tidak ada, namun rekomendasi BKSDA kawasan ini belum bisa dibuka. Dilihat perkembangannya besok akan dievaluasi lagi," kata Anas.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Eka Muharram menambahkan saat ini penanganan kebakaran lewat darat dirasa sudah tidak efektif, selain jangkauan alat yang terbatas, medan titik api juga sulit dijangkau.
"Potensi kebakaran masih ada. Makanya kita ajukan surat permohonan water bombing untuk menyiram titik-tik api di atas yang masih terbakar agar tidak meluas. Karena lokasi itu hanya bisa dijangkau dengan helikopter, kami akan terus koordinasi dengan BNPB," ujarnya.
Kebakaran hutan dan lahan pertama kali terjadi di Gunung Ranti yang lokasinya bersebelahan dengan Gunung Ijen di wilayah, kebakaran meluas ke kawasan Gunung Merapi Ungup-Ungup di kawasan Ijen.
Akibat kebakaran di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Ijen itu, sejak Minggu (20/10/19) dinyatakan tertutup untuk kunjungan maupun pendakian sejak.
Bupati Banyuwangi minta bantuan "water bombing" atasi karhutla Gunung Ijen
Selasa, 22 Oktober 2019 18:46 WIB
Kami nilai memang belum perlu ditetapkan status tanggap darurat.