Probolinggo (ANTARA) - Sebagian besar warga Kota Probolinggo, Jawa Timur, masih berada di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, dan harus menunggu antrean untuk dipulangkan ke kampung halamannya, baik menggunakan pesawat Hercules maupun pesawat komersial.
Kamaludin yang merupakan warga Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, tiba pada Kamis (3/10) malam pukul 21.00 WIB dengan menggunakan pesawat Hercules yang mendarat di Bandara Abdurahman Saleh Malang, namun saudara dan kerabatnya masih berada di penampungan di Wamena dan Jayapura untuk menunggu giliran dipulangkan ke Kota Probolinggo.
Baca juga: Pemkot Probolinggo buka posko pengaduan warganya merantau di Wamena
Baca juga: Warga Kota Probolinggo enggan balik ke Wamena
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin sempat melakukan video call melalui WhatsApp dengan keluarga Kamaludin yang masih berada di penampungan Wamena dan Jayapura saat mengunjungi Kamaludin di rumahnya yang berada di Kelurahan/Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo, Jumat.
"Saya menanyakan kondisi mereka dan meminta mereka mencari tempat yang aman, serta saya sarankan untuk ikut mengantre pesawat Hercules, agar bisa pulang ke kampung halamannya," kata Hadi Zainal.
Wali kota yang biasa dipanggil Habib Hadi itu juga meminta kepada warganya yang merantau di Wamena untuk segera pulang ke kampung halamannya di Kota Probolinggo dan terus memberi kabar kepada keluarganya tentang kondisi di sana.
Baca juga: Alami trauma, Wali Kota Probolinggo sambangi warga terdampak kerusuhan Wamena
Habib Hadi juga menyerahkan bantuan berupa beras dan kebutuhan nutrisi untuk Kamaludin, serta meminta Dinas Kesehatan setempat untuk memeriksa kesehatan jasmani dan rohani karena sebagian perantau di Wamena itu mengalami trauma akibat kerusuhan yang terjadi di sana.
Berdasarkan data yang masuk di Pemerintah Kota Probolinggo tercatat warga di kota setempat yang merantau di Papua sebanyak 175 orang yang tersebar di Kecamatan Kademangan sebanyak 20 orang, Kedopok (20 orang), Wonoasih (90 orang), Mayangan (7 orang), dan Kanigaran (28), namun yang sudah pulang ke Kota Probolinggo belasan orang.
"Saya sudah meminta Camat dan Lurah untuk membuka posko pengaduan bagi warga yang keluarganya bekerja di Wamena/Papua berjalan efektif dan belum 24 jam, data terus bertambah seiring laporan masyarakat melalui RT dan RW," katanya.
Dengan dibuka posko pengaduan, lanjut dia, Pemkot Probolinggo akan mengetahui jumlah warga Kota Probolinggo yang merantau di Wamena Papua, sehingga dapat diketahui berapa warga yang sudah pulang ke Kota Probolinggo.