Banyuwangi (ANTARA) - Sekretaris Daerah Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Mujiono mengimbau kepada semua pihak berhati-hati dalam menanggapi pesan via sosial media facebook dan sosmed lainnya yang mengatasnamakan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, menyusul adanya laporan korban penipuan yang mencatut nama Bupati Anas.
"Itu jelas penipuan, masyarakat jangan percaya. Akun sosial media pribadi yang dipegang langsung oleh Bupati Anas hanya di instagram @azwaranas.a3, di mana masyarakat bisa menyampaikan laporan dan sebagainya. Adapun milik Pemkab Banyuwangi di instagram, facebook dan twitter di mana masyarakat bisa menyampaikan pendapatnya," kata Mujiono di Banyuwangi, Selasa.
Menurut ia, pihaknya mendapat laporan dari sejumlah pihak yang merasa tertipu karena mendapat pesan dari orang yang mengaku "Bupati Anas". Modusnya, pelaku ada rekannya yang mengaku dikirim pesan "Bupati Anas" dan dimintai sumbangan untuk anak yatim.
"Untungnya orang tersebut (korban) langsung konfirmasi ke saya, dan saya pastikan itu penipuan," kata Sekda Mujiono.
Ia mengemukakan, sasaran modus penipuan dengan mencatut nama "Bupati Anas" tak hanya ke masyarakat biasa untuk dimintai htransfer uang, sejumlah pengusaha juga menjadi sasaran modus penipuan.
"Sudah ada tiga orang yang mengalami hal penipuan tersebut. Ada yang sudah melakukan perjalanan sampai di Probolinggo, baru sadar kalau korban tertipu. Korban lain juga sudah sampai di Banyuwangi, ada pula pelaku yang minta pulsa ke korban," paparnya.
Oleh karena itu, Sekda Mujiono mengingatkan seluruh masyarakat agar tidak percaya setiap pesan yang diterima dari sosial media yang mengatasnamakan Bupati Anas.
Salah seorang penerima pesan modus penipuan itu, yakni Siti Aminah, warga Banyuwangi yang tinggal di Malaysia. Putri Siti Aminah menceritakan pada awal September 2019, menerima pesan jawaban via messenger dari akun facebook Abdullah Azwar Anas.
Semula Siti mengirim pesan kepada akun facebook bernama Abdullah Azwar Anas dan menanyakan lowongan kerja untuk putrinya.
Tak berapa lama membalas dan percakapan berlanjut via whatsapp yang memberitahu ada lowongan kerja, dan yang bersangkutan diminta membayar senilai Rp3.000.000.
"Ibu langsung mentransfer uang senilai tersebut dan diberitahu jika tangggal 7 September 2019 akan ada panggilan pelatihan dari provinsi. Namun hingga menjelang 7 September, belum ada panggilan," kata anak korban penipuan yang enggan disebutkan namanya.