Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo hari ini batal bertemu dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang sebelumnya melakukan demonstrasi di depan gedung DPR.
"Belum, belum ada jadwal, nanti ada beberapa pertemuan sore ini tapi dengan BEM kelihatannya belum," kata Meteri Sekretaris Negara Pratikno di depan Masjid Baiturrahman Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.
Pada Kamis (26/9), Presiden Jokowi mengaku akan bertemu dengan mahasiswa pada Jumat (27/9).
Namun Pratikno tidak menyampaikan alasan batalnya pertemuan tersebut.
"Ya namanya merencanakan bisa saja tertunda, jadi belum terjadwal," tambah Pratikno.
Pratikno hanya menyebutkan Presiden Jokowi hanya akan bertemu dengan sejumlah tamu pada hari ini.
"Sore ini ada beberapa pertemuan, Presiden ada beberapa tamu jadi jadwalnya belum ditetapkan," ungkap Pratikno.
Sebelumnya, Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) menyatakan bahwa dalam menyikapi ajakan pertemuan dengan Presiden Jokowi, BEM SI meminta agar pertemuan dilaksanakan secara terbuka dan dapat disaksikan langsung oleh publik melalui kanal televisi nasional.
Selain itu BEM SI juga meminta agar Presiden Jokowi menyikapi berbagai tuntutan mahasiswa yang tercantum di dalam
"Maklumat Tuntaskan Reformasi" secara tegas dan tuntas.
Kedua permintaan itu diputuskan karena pengalaman pertemuan dengan Presiden Jokowi pada 2015 BEM SI melakukan pertemuan di ruang tertutup dan hasilnya gerakan mahasiswa terpecah.
"Kami belajar dari proses ini dan tidak ingin menjadi alat permainan penguasa yang sedang krisis legitimasi publik, sehingga akhirnya melupakan substansi terkait beberapa tuntutan aksi yang diajukan," kata Koordinator Pusat Aliansi BEM seluruh Indonesia Muhammad Nurdiyansyah dalam pernyataan tertulis.
Nurdiyansyah juga mengatakan bahwa tuntutan mahasiswa telah tersampaikan secara jelas di berbagai aksi dan juga jalur media.
"Sehingga sejatinya yang dibutuhkan bukanlah sebuah pertemuan yang penuh negosiasi, melainkan sikap tegas Presiden terhadap tuntutan mahasiswa. Secara sederhana, tuntutan kami tak pernah tertuju pada pertemuan, melainkan tujuan kami adalah Bapak Presiden memenuhi tuntutan," tambah Nurdiyansyah. (*)