Banyuwangi (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, bersama penyelenggara Sanur Village Festival (Sanfest) Bali, bakal membikin "sister festival" antara Sanfest dan Banyuwangi Festival agar bisa saling menginspirasi antara kedua kegiatan itu.
"Kami sudah bertemu Ketua Sanur Village Festival Bapak IB Gede Sidharta Putra atau Gusde, serta produser Sanfest Indra Lesmana. Banyuwangi Festival sebagai saudara yang lebih muda ingin menggali inspirasi dari Sanfest yang sukses digelar sejak 14 tahun lalu," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu malam.
Sanur Village Festival merupakan ajang pariwisata yang digelar sejak 2006, diawali sebagai ikhtiar membangkitkan Bali pasca-bom, kini Sanfest menjadi ikon Sanur, salah satu daerah tujuan wisata favorit di Bali. Tahun ini, Sanfest digelar pada 21-25 Agustus.
"Sanfest tumbuh menjadi festival yang konsisten berakar pada kreativitas rakyat, tradisi adat, keguyuban warga, dan berhasil menggeliatkan ekonomi lokal," katanya.
Menurut Anas, sister festival adalah sarana untuk saling memberi inspirasi agar kedua festival bisa terus tumbuh menjadi model pariwisata berbasis masyarakat yang mampu meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi warga.
"Selama ini kita mengenal ada sister city, dua kabupaten/kota saling berkomunikasi. Nah, sekarang lebih spesifik, ada sister festival. Ke depan, Banyuwangi juga ingin bikin sister festival dengan festival lain, seperti Dieng Culture Festival di Banjarnegara, Solo Batik Carnival, festival-festival di Malaysia dan Thailand," papar Anas.
Selain saling memberi inspirasi, lanjutnya, gerakan sister festival bisa membangun pemasaran secara bersama-sama.
"Bagi Banyuwangi, ini sangat strategis, apalagi Sanur dikenal sebagai tujuan wisata dengan pasar wisatawan mancanegara berkualitas," ucap Anas.
Salah satu wujud program sister festival itu adalah, membikin program residensi pelaku seni dan wisata.
"Kemarin sudah ngobrol-ngobrol, ada gambaran program, seperti pelaku seni dan wisata Banyuwangi tinggal beberapa hari di Sanur untuk mengeksplorasi kreativitasnya. Lalu nanti berganti yang dari Sanur tinggal di Banyuwangi, juga ada program lainnya," tuturnya.
Ketua Sanfest IB Gede Sidharta Putra (Gusde) mengemukakan, pengembangan pariwisata memang harus berakar pada tradisi dan pemberdayaan masyarakat, seperti yang dilakukan Sanfest dan Banyuwangi Festival.
"Sangat memungkinkan dengan gerbong-gerbong kita, networking kita, komunitas-komunitas di sini untuk kerja sama dengan Banyuwangi," kata Ketua Yayasan Pembangunan Sanur itu.
Gusde menyampaikan bahwa dalam program sister festival itu bisa dijalankan cross culture festival, mengingat kedekatan sejarah dan budaya Bali serta Banyuwangi.
"Daripada kita mikir-mikir ke luar negeri, ada sister ini, sister itu, justru penting perkuat dengan tetangga," ujarnya.
Sementara Produser Sanfest, Indra Lesmana menambahkan dengan sister festival banyak hal yang bisa dikolaborasikan, baik dari segi seni-budaya maupun pengembangan UMKM.
"Jadi, saya pikir ini suatu awal yang luar biasa, kolaborasi ke depan juga akan memperkuat pengembangan anak-anak muda di Banyuwangi, termasuk dari sisi seni-budaya. Misalnya dari sisi musikalitas bisa saling berkolaborasi," katanya.