Tulungagung (ANTARA) - Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Tulungagung, Jawa Timur, aktif melakukan pendampingan terhadap tiga anak bawah umur yang menjadi korban perdagangan orang/anak untuk dipekerjakan sebagai pekerja seks terselubung berkedok warung kopi remang-remang.
"Kami sedang mengupayakan agar ketiga anak ini bisa kembali ke sekolah," kata Kepala ULT PSAI Tulungagung Sunarto di Tulungagung, Rabu.
Ia menegaskan pendampingan akan terus dilakukan oleh tim PSAI. Tidak hanya dalam menjalani serangkaian proses hukum dalam kapasitas mereka sebagai saksi korban, namun juga pendampingan psikologis dan spiritual anak.
Koordinasi juga akan dilakukan tim PSAI dengan pihak sekolah maupun kekuarga. Harapannya, supaya penanganan psikologis anak lebih komprehensif dengan melibatkan semua variabel terkait, mulai dari sekolah, orang tua dan lingkungannya.
"Sebab pola asuh yang salah bisa menyebabkan anak terjerumus ke pergaulan yang salah," ucapnya.
Sunarto menjelaskan, berdasar hasil asesmen yang mereka lakukan, ternyata anak ini memiliki hubungan yang kurang harmonis dengan keluarga.
"Kami akan melakukan pendekatan dan penguatan ke pihak keluarga sehingga anak ini bisa kembali ke keluarga," ujarnya.
Empat korban yakni NA (14), WA (15), APM (16) dan NP (20). Mereka merupakan warga Tulungagung.
Menurut Sunarto, saat ini kondisi mereka nisbi stabil dan tidak sampai mengalami trauma berat. Proses pendampingan terhadap para korban dilakukan bersama dinas sosial setempat.
Sementara itu untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, Dinas Sosial akan melakukan pembelajaran kepada masyarakat dan pelajar melalui upacara sekolah yang rutin dilakukan tiap Senin.
Polisi Tulungagung membongkar praktik trafficking yang dilakukan oleh pemilik warung kopi "Sri Lestari" di pesisir selatan Trenggalek. Pelaku diduga mengeksploitasi anak di bawah umur sebagai pekerja seks komersial.
Ada empat remaja yang menjadi korban perdagangan orang/anak. Mereka masing-masing berinisial NA (14), WA (15), APM (16) dan NP (20). Mereka merupakan warga Tulungagung.
Menurut Sunarto, saat ini kondisi mereka nisbi stabil dan tidak sampai mengalami trauma berat. Proses pendampingan terhadap para korban dilakukan bersama dinas sosial setempat.
PSAI Tulungagung dampingi remaja korban perdagangan anak
Rabu, 7 Agustus 2019 21:11 WIB