Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berharap Silaturahim Nasional (Silatnas) di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada 13–14 Juli 2019, yang diikuti oleh para ibu nyai dan perempuan pesantren dari berbagai provinsi di Indonesia, bisa menjadi ajang untuk mencari solusi guna menangkal radikalisme.
"Saya kira ini bagus karena seluruh potensi harus kita kerahkan, terutama untuk masalah radikalisme ini karena sudah menyerang anak-anak dan perempuan," katanya di Surabaya, Senin.
Ia mengatakan, kalau dulu radikalisme hanya menyebar di kalangan laki-laki, sekarang juga masuk ke kalangan perempuan dan anak.
Oleh karena itu, dia berharap pertemuan para ibu nyai dapat merumuskan upaya untuk menjalin sinergi antara pesantren perempuan dan pemerintah dalam upaya menekan penyebaran radikalisme.
"Karena itu kita harus bergerak bersama, terutama untuk penyelamatan generasi penerus bangsa," ujarnya.
Wali kota perempuan pertama di Surabaya itu menjelaskan, selama ini Pemerintah Kota Surabaya berupaya menekan penyebaran radikalisme di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN), pelajar, maupun masyarakat umum.
Upaya itu antara lain dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan kalangan Fatayat dan Muslimat Nahdlatul Ulama dan Aisyah Muhammadiyah untuk menyampaikan syiar Islam.
"Itu sudah kita mulai dengan kerja sama dengan Fatayat dan Aisyah," ujarnya.
Pemerintah kota, menurut dia, juga turun ke sekolah-sekolah untuk meningkatkan pemahaman para pelajar mengenai pentingnya toleransi antar-umat beragama.
"Kemudian kita juga turun di anak-anak, kita juga turun di sekolah-sekolah untuk menangkal radikalisme itu," katanya.
Dia menekankan pentingnya gerakan bersama untuk mencegah penyebaran radikalisme di Indonesia.
"Kalau itu seluruh Nusantara bergerak, maka tidak perlu ada ketakutan lagi... Kalau semua bergerak, Insya Allah semua terlindungi," katanya. (*)