Banyuwangi (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Suhardi Alius mengapresiasi sikap masyarakat Banyuwangi, Jawa Timur, yang konsisten menjaga kearifan lokal di tengah kemajuan daerah yang cukup pesat.
Dalam siaran pers diterima ANTARA di Banyuwangi, Jumat, apresiasi bagi masyarakat Banyuwangi yang menjaga kearifan lokal yang bisa menangkal radikalisme, diungkapkan Komjen Suhardi saat menjadi pemateri Bank Mandiri Leadership Forum di Pendopo Sabha Swagatha Banyuwangi.
"Saya salut dengan Banyuwangi, termasuk bupatinya, yang terus mengangkat kearifan lokalnya," kata Komjen Suhardi.
Menurut ia, beragam aktivitas positif seni dan budaya yang merangkul anak-anak muda bisa menjadi jembatan menangkal radikalisme.
"Dengan pendekatan humanis ini, bisa ikut mereduksi pengaruh paham negatif termasuk radikalisme. Ke depan BNPT akan bersinergi dengan daerah, termasuk Banyuwangi. Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang merupakan mitra BNPT selama ini akan kami bawa ke Banyuwangi sebagai upaya penanggulangan radikalisme," ujarnya.
Ia mengatakan, BNPT telah bersinergi dengan kementerian dan lembaga terkait terorisme, kini BNPT menyiapkan sinergi dengan Banyuwangi.
Komjen Suhardi menjelaskan kerja sama dengan Banyuwangi lebih pada pendekatan kontraradikalisasi, yaitu bagaimana menyiapkan masyarakat supaya memiliki daya tahan dalam menghadapi paparan radikalisme dan terorisme.
"Banyuwangi telah melakukan pendekatan itu di masyarakat dengan mengangkat dan mempertahankan kearifan lokalnya," ucapnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyatakan siap berkolaborasi dengan BNPT, karena selama ini BNPT telah banyak melakuka aksi yang efektif dalam menekan radikalisme dan terorisme.
"Saya mendengarkan pemaparan beliau (Komjen Suhardi) yang melakukan pendekatan kemanusiaan, relasi manusia dengan sosial budayanya dalam menangani radikalisme dan terorisme. BNPT telah bekerja luar biasa, tentu Banyuwangi sangat ingin dilibatkan oleh BNPT dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme ini," kata Anas.
Anas menyampaikan, setiap tiga bulan seluruh elemen masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI, Polri, LSM, guru dan sebagainya berkumpul untuk membahas berbagai hal termasuk jika ada potensi radikalisme.
"Menjadi kehormatan bagi kami, jika Kepala BNPT berkenan hadir dan memberikan paparan kepada ratusan pemangku kepentingan terse," ujarnya.
Ia menambahkan, pelibatan anak-anak muda dalam beragam aktivitas seni-budaya terbukti mampu mendorong mereka lebih kreatif dan bisa menerima keberagaman sebagai keniscayaan di Indonesia.
"Anak-anak muda di Banyuwangi bersemangat mengunggah kebanggaan mereka terhadap seni-budaya. Konten-konten kearifan lokal mendominasi, sehingga bisa ikut meminimalisasi berbagai konten radikalisme yang juga sangat marak di media sosial," paparnya.