Bojonegoro (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, melaporkan tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, yang kritis kepada Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS) di Solo, Jawa Tengah.
"Informasi dari warga ada tanggul Bengawan Solo kritis sudah kami laporkan kepada BBWSBS," kata Pelaksana Tugas Kepala BPBD Bojonegoro Nadif Ulfia, di Bojonegoro, Sabtu.
Ia menyatakan hal itu setelah menerima laporan dari warga Desa Kanor, Kecamatan Kanor, yang mengkhawatirkan tanggul kanan Bengawan Solo yang kondisinya kritis, disebabkan longsor itu jebol.
"BBWSB sudah meninjau lokasi tanggul Bengawan Solo di Kanor. Hari ini pihak BBWSBS akan mengkoordinasikan dengan pihak desa untuk penanganan darurat," jelasnya.
Seorang warga Desa Kanor, Kecamatan Kanor, Bojonegoro Zainuddin (45), mengatakan warga di dekat tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor sebanyak 40 kepala keluarga (KK).
"Tapi kalau tanggul di Kanor jebol, maka genangan luapan Bengawan Solo bisa merambah sejumlah desa di Kecamatan Kanor," ujarnya.
Ia menyebutkan tanggul kanan Bengawan Solo di Kanor, yang kondisinya kritis ada di dua lokasi dengan panjang masing-masing berkisar 3 meter dan 5 meter yang sekarang ini ketebalannya hanya berkisar 1-1,5 meter.
Saat ini dengan ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro dengan status siaga kuning, jarak air dengan tinggi tanggul hanya sekitar 2 meter.
"Warga terutama yang ada di dekat tanggul khawatir tanggul jebol kalau Bengawan Solo ketinggiannya terus meningkat," ucapnya.
Data dari Perum Jasa Tirta (PJT) I Subdivisi Jasa ASA III/3 Bojonegoro menyebutkan ketinggian air Bengawan Solo di hilir terus menurun dengan ketinggian di taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, mencapai 14,18 meter, Sabtu pukul 09.00 WIB.
Begitu pula ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer ke arah hulu pada waktu bersamaan juga turun di bawah siaga banjir dengan ketinggian 27,18 meter. (*)