Surabaya (Antaranews Jatim) - Istri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid, berharap Pemilihan Umum 2019 dijadikan sebagai momentum pemersatu bangsa Indonesia.
"Saya berharap ke masyarakat agar pemilu, pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan presiden sebagai ajang pemersatu," ujarnya ketika ditemui di sela sarasehan yang digelar Gerakan Suluh Kebangsaan di Surabaya, Rabu.
Menurut dia, pesta demokrasi di tahun politik bukan tempat untuk memecah bangsa sehingga jangan disalahgunakan dan merugikan banyak pihak.
Selain itu, terhadap maraknya kabar bohong atau hoaks yang muncul, istri Presiden keempat tersebut meminta masyarakat tak langsung memercayainya, bahkan harus terlebih dahulu melakukan cek dan ricek.
"Tabayyun dulu, jangan langsung percaya. Jangan cepat menganggap bahwa kabar yang didapat pasti benar, tapi cerna lebih dalam dan disikapi bijaksana," ucapnya.
Sementara itu, pada sarasehan kebangsaan juga dihadiri sejumlah tokoh nasional dan Jawa Timur, antara lain pakar hukum tata negara Mahfud MD, mantan rektor UINSA Surabaya Prof Abd A'la, guru besar ilmu politik Unair Prof Kacung Marijan dan sejumlah pimpinan organisasi lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Mahfud MD mengatakan bahwa gerakan tersebut merupakan bentuk kepedulian untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pembentukannya, kata dia, berawal dari gagasannya pribadi, kemudian Alissa Wahid, Beny Susetyo dan Ajar Budi Kuncoro yang prihatin dengan maraknya potensi perpecahan dari komponen bangsa.
"Seperti maraknya politik identitas sehingga orang atau kelompok menyerang yang lain, tapi sama-sama mengklaim sebagai penjaga identitas primordial sama," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi tersebut.
Melalui gerakan suluh kebangsaan, lanjut dia, diharapkan mampu memperkuat rasa nasionalisme, serta memperkokoh persatuan dan kesatuan untuk kejayaan Indonesia. (*)
Sinta Nuriyah Harapkan Pemilu Dijadikan Momentum Pemersatu Bangsa
Rabu, 16 Januari 2019 20:07 WIB
Saya berharap ke masyarakat agar Pemilu, pemilihan anggota legislatif maupun pemilihan presiden sebagai ajang pemersatu