Kediri (Antaranews Jatim) - Presiden Joko Widodo mengingatkan pada warga di seluruh Indonesia selalu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa kendati berbeda suku, agama dan budaya.
"Kita harus cintai Indonesia, menjaga Indonesia, menjaga kemerdekaannya yang sudah diperjuangkan para pendahulu kita, para ulama, santri, pahlawan," katanya disela meresmikan Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy`ari di Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Selasa.
Ia sangat mengapresiasi sikap pengasuh PP Tebuireng Kabupaten Jombang, KH Sholahudin Wahid dimana kelaurga besar dari Pesantren Tebuireng juga turut mengingatkan seluruh umat Islam di Indonesia untuk selalu mencintai bangsa ini.
"Kita diingatkan Gus Sholah tentang Islam yang damai. Islam berkembang di Indonesia dengan dialog, dengan budaya lokal seperti siar, wayang dan lainya. Kita juga diingatkan kebudayaan pada kerajaan Islam dari Aceh sampai Maluku turut mengantarkan kemajuan bangsa," jelasnya.
Presiden juga menambahkan kontribusi pesantren dalam mencerdaskan kehidupan bangsa juga patut diapresiasi. Pesantren adalah lembaga pendidikan yang paling tua, yang bahkan pesantren juga sejak lama turut menjaga manusia Indonesia.
Presiden mengatakan dalam kesempatan peresmian musuem itu, dirinya juga mengingatkan bangsa Indonesia yang ada saat ini adalah NKRI dimana sejatinya turut dibentuk para ulama dan santri. Kendati berbeda suku, agama dan budaya diharapkan tidak memicu terjadinya perpecahan bangsa.
"Saya ingin ingatkan bahwa bangsa kita majemuk, bangsa yang beradap, beda-beda, warna-warni, baik suku agama, adat, tradisi, bahasa daerah. Oleh sebab itu saya ingatkan kita semua tentang persatuan, persaudaraan, kerukunan sebab itu pemerintah menjaga bersama, kerukunan kita, jaga persaudarana kita, `ukhuwah islamiyah` dan `ukhuwah wathaniyah`," ujar Presiden.
Umat Islam, tambahnya juga mengucapkan terima kasih yang sebesarnya pada keluarga besar dari Pesantren Tebuireng, Jombang, yang telah banyak memberikan kontribusi luar biasa bagi umat Islam di Indonesia.
Sementara itu, Pengasuh PP Tebuireng Kabupaten Jombang, KH Sholahudin Wahid mengatakan awal mula ide pembangunan museum ini dilakukan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, jumlah peziarah yang datang semakin banyak menyusul dengan dimakamkannya mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid di makam Pesantren Tebuireng Jombang.
Dirinya lalu berkomunikasi dengan Agung Laksono yang merupakan Menko Kesra era SBY termasuk mengajukan rencana pembangunan museum itu. Saat itu, dirinya berargumen museum itu sangat penting sebab di dalamnya akan banyak termuat informasi tentang Islam, penyebaran Islam.
"Saya sampaikan (ke Menko Kesra) kita hadapi masalah yang tidak ringan terkait Islam. Mendirikan musuem memberikan informasi, sebagaimana Islam datang ke Nusantara dengan cara damai, tanpa dukungan militer. Semata-mata berdakwah, berniaga, kemudian menikah dengan penduduk lokal. Menyampaikan Islam dengan baik, menggunakan media dakwah, sair dan lain-lain," jelas Gus Sholah.
Presiden tiba di PP Tebuireng Jombang sekitar jam 14.00 WIB. Prsesiden disambut pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang Gus Sholah lalu singgah di "ndalem". Setelah dialog sebentar, Presiden dan rombongan ziarah makam, lalu ke lokasi musuem untuk peresmian. (*)