Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Kesatuan Pemangkutan Hutan (KPH) Bojonegoro, Jawa Timur, mantargetkan menanam tanaman kayu putih 10.000 hektare di kawasan hutan bekerja sama dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH), pada 2023.
"Penanaman pohon kayu putih akan dilakukan secara bertahap dengan melibatkan LMDH," kata kasi Pengelolaan Sumber Daya Hutan (PSDH) KPH Bojonegoro Hengki Prasetyo, di Bojonegoro, Rabu.
Saat ini, lanjut dia, di kawasan hutan KPH Bojonegoro sudah ada tanaman pohon kayu putih sekitar 500 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem.
KPH, lanjut dia, bekerja sama dengan LMDH pada musim hujan awal Desember juga mulai menanam pohon kayu putih di kawasan hutan di Kecamatan Ngasem, Bubulan, Temayang, dan Sugihwaras. Pohon kayu putih yang ditanam itu, hasil persemaian di Desa Ngrogolon, Kecamatan Dander, dengan jumlah 1,8 juta pohon.
"Sesuai rencana 1,8 juta pohon kayu putih ditanam di kawasan hutan seluas 505 hektare. Saat ini yang sudah tertanam sekitar 70 persen, sedangkan sisanya menunggu hujan turun," ucapnya menambahkan.
Dengan adanya tanaman pohon kayu putih itu, kata Humas KPH Bojonegoro Markum, di kawasan hutan di daerahnya akan ada tanaman pohon kayu putih sekitar 1.000 hektare.
"Secara bertahap kami akan terus menanam pohon kayu putih hingga seluas 10.000 hektare pada 2023," ucap Hengki menegaskan.
Sebelum itu, di kawasan hutan di sejumlah desa di Kecamatan Ngasem, terdapat sekitar 500 hektare pohon kayu putih yang merupakan tanaman pada 2016.
"Pada panen perdana daun pohon kayu putih yang lalu, mampu menghasilkan keuntungan bersih mencapai Rp1 miliar lebih," ucap Hengki menjelaskan.
Yang jelas, menurut dia, pengembangan tanaman kayu putih di kawasan hutan di daerahnya juga menguntungkan petani yang tergabung dalam LMDH.
"Ya kalau 1 hektare ada empat petani berarti dalam pengembangan tanaman pohon kayu putih bisa melibatkan sekitar 40 ribu petani," ucapnya.
Keuntungan petani pesanggem, lanjut dia, tetap bisa memanfaatkan lahan hutan yang terdapat tanaman pohon kayu putih dengan menanam tanaman tumpang sari.
Selain itu, lanjut dia, para petani pesanggem juga terlibat dalam panen daun kayu putih, sekaligus memperoleh keuntungan bagi hasil 25 persen petani dan 75 persen Perhutani.
Manajer Bisnis KPH Bojonegoro Ahmad Yani, menambahkan daun kayu pohon kayu putih di kawasan hutan daerahnya memiliki kualitas yang bagus dibandingkan dengan daerah lainnya.
"Harapan kami kelak di Bojonegoro berdiri pabrik pengolahan daun kayu putih menjadi minyak kayu putih," ucapnya menambahkan. (*)