Blitar (Antaranews Jatim) - Dua orang warga Kabupaten Blitar, Jawa Timur, diduga turut menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 610 dengan rute penerbangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Pangkalpinang di Perairan Tanjung Kerawang, Senin.
Kedua korban itu masing-masing Hesti Nuraini asal Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, dan Tri Haska Hafidzi asal Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar.
Jarmi, salah seorang kerabat Hesti di Kabupaten Blitar, mengaku sempat kaget mendengar kabar tersebut dan tidak percaya ketika mendengar kabar bahwa kerabatnya itu menjadi korban pesawat jatuh.
"Tadi Pak Cuk bilang jika anaknya ikut. Ia memberi kabar sekitar pukul 12.00 WIB, tidak percaya saya langsung melihat televisi di sini, karena di rumah televisinya tidak jelas gambarnya," kata Jarmi.
Hesti adalah anak dari kedua dari Cuk Suseno, yang merupakan kerabat Jarmi. Namun, selama ini Hesti bekerja di Pangkal Pinang sebagai pegawai pajak.
Hesti juga diketahui sempat pulang ke Sutojayan, Blitar, sekitar satu bulan lalu untuk menjenguk ayahnya. Selama ini, ayahnya tinggal sendirian, sedangkan ibunya sudah meninggal dunia sejak lima tahun lalu.
Hingga kini, keluarga Hesti juga masih menunggu kabar lebih jelas tentang penumpang pesawat tersebut. Keluarga juga berharap Hesti bisa secepatnya ditemukan.
Kini, mereka berkumpul di rumah ayah Hesti, Kelurahan Kalipang, Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar.
Hal yang sama juga dirasakan keluarga Tri Haska Hafidzi asal Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, yang diduga juga menjadi penumpang pesawat naas itu. Keluarga mendapatkan kabar dari menantunya yang mengatakan jika Tri Haska naik pesawat Lion Air itu.
"Tadi istrinya telepon, bilang ia (Tri Haska Hafidzi) naik pesawat itu. Rencananya dari Jakarta mau ke kantornya di Pangkal Pinang," kata Siti Bandiyah, ibu dari Tri Haska Hafidzi.
Siti mengatakan, anaknya sudah bekerja di kantor perpajakan Pangkalpinang sekitar 10 tahun lamanya. Selama ini komunikasi dengan keluarga sering lewat telepon, karena terkendala dengan jarak.
Dia berharap anaknya secepatnya bisa ditemukan dalam keadaan sehat dan bisa berkumpul lagi dengan keluarga.
"Harapan keluarga cepat ditemukan, sehat, bisa berkumpul dengan keluarga. Tadi malam sempat komunikasi, kan setiap pulang Jakarta selalu video call," kata Siti.
Pesawat Lion Air dengan nomor penenerbangan JT 610 dengan rute penerbangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, menuju Pangkalpinang, Bangka Belitung, mengalami hilang dan jatuh di perairan Tanjung Karawang, setelah 13 menit mengudara.
Pesawat tersebut mengangkut 189 penumpang dewasa dan awak kabin, satu penumpang anak-anak, dan dua bayi. Dalam penerbangan itu juga termasuk ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi. (*)
Baca juga: Satu Pramugari Lion Air Jatuh Berasal dari Madiun (Video)
Baca juga: Pramugari Lion Air asal Madiun Baru Dua Bulan Bertugas
Baca juga: Korban JT-610 Asal Surabaya Sempat Kirimkan Foto untuk Ayahnya