Santri Tazkia IIBS Malang Borong Medali IISRO di Malaysia

Malang (Antaranews Jatim) - Santri Tazkia International Islamic Boarding School (IIBS) Malang, Jawa Timur, berhasil memborong enam medali di ajang "International Islamic School Robot Olympiad" (IISRO) yang digelar di International Islamic University Malaysia pada 7-9 September 2018.
     
Enam medali tersebut adalah satu emas dan lima perak. Keenam medali tersebut berhasil diboyong ke Malang setelah tiga santri utusan Tazkia IIBS, yakni  Ipangga Hulian dan Khairul Aslam dari jenjang SMA serta Darvesh Valubia Nabel dari jenjang SMP tersebut mampu menyisihkan 300 tim dari berbagai sekolah se-Asia.
     
Salah satu peserta, Ipangga Hulian di Malang, Jawa Timur, Jumat menyatakan Tazkia IIBS mengikuti lomba robotik dalam 6 kategori, yakni kategori creative project, time rush, gathering, resque, sumo dan under water. Semua negara yang ikut berpartisipasi tidak mengikuti seluruh kategori yang ada.
     
"Kami mempersiapkan robotnya untuk berpartisipasi di berbagai kategori," kata Ipangga.
     
Dalam setiap perlombaan santri bertarung sesuai dengan jenjang sekolahnya. Tetapi, ada beberapa perlombaan yang pesertanya tidak hanya tingkat SMP saja melainkan dari perguruan tinggi. Seperti kategori time rush, peserta yang ikut berasal dari mahasiswa Universitas Malaysia. Sedangkan Tazkia IIBS mendelegasikan pesertanya dari santri kelas VIII SMP.
      
Hal yang sama, pada kategori creative project  yang diikuti oleh 27 peserta dari berbagai negara dan kalangan, termasuk ada juga dari perguruan tinggi.
      
Perhelatan IISRO merupakan agenda tahunan yang diadakan di International Islamic University Malaysia (IIUM). Kompetisi ini tidak hanya untuk meraih medali, tetapi juga sebagai ajang pemanasan oleh peserta untuk maju ke perlombaan internasional secara keseluruhan menghadapi negara-negara maju, seperti Jepang, Amerika dan lainnya.
      
Ipangga mengemukakan di beberapa negara, kompetisi semacam ini sudah mulai mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

"Sayangnya di Indonesia belum mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah (provinsi/kota/kabupaten). Semoga ke depan kompetisi-kompetisi seperti ini bisa mendapatkan dukungan dalam bentuk apapun guna meraih prestasi yang lebih baik lagi," ucapnya.(*)