Banyuwangi (Antaranews Jatim) - Sebanyak 29 mahasiswa dan dosen dari Korea Selatan bakal mendampingi empat kelompok usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) perdesaan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Bupati Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu menjelaskan program yang berkolaborasi dengan Politeknik Negeri Banyuwangi itu diikuti mahasiswa dari sembilan perguruan tinggi di Korea.
"Selamat datang. Dubes Korea untuk Indonesia sudah pernah ke Banyuwangi beberapa waktu lalu, dan sekarang teman-teman dari kampus di Korea. Semoga ini membawa manfaat di antara kedua pihak," ujar Anas dalam pernyataan tertulisnya.
Anas berharap para mahasiswa tersebut bisa berbagi ilmu dengan para pegiat UMKM di Banyuwangi yang terus menggeliat.
"Tentu UMKM Banyuwangi yang kini berkembang tetap membutuhkan sentuhan-sentuhan baru. Korea adalah jantungnya kreativitas, itu sudah tidak bisa dibantah dengan penetrasi budaya dan gaya hidup ala K-Pop ke seluruh dunia. Di balik keberhasilan itu pasti ada strategi. Nah, memberi perspektif baru dari Korea semacam ini sangat diperlukan UMKM," ujar Anas.
Sementara Rektor Politeknik Negeri Banyuwangi Son Kuswadi menambahkan, para mahasiswa Korea tersebut adalah peserta program Creativity Station, semacam program kerja nyata bagi mahasiswa gabungan sembilan perguruan tinggi di Negeri Ginseng tersebut.
Son Kuswadi memaparkan, sebelum diputuskan program itu dilaksanakan di Banyuwangi, Profesor Young Bong Seo dari Pusan National University terlebih dulu melakukan survei di Banyuwangi. Awalnya, Prof Young hanya ingin melihat-lihat dulu karena penasaran dengan Banyuwangi.
"Ternyata setelah datang ke sini, dan melihat langsung potensi UMKM yang ada, dia sangat surprise dan bersemangat memutuskan program digelar di Banyuwangi," kata Son.
Dia menambahkan, para mahasiswa itu akan tinggal di Banyuwangi selama 11 hari dari 30 Juli sampai 11 Agustus 2018. Mereka bakal berbagi ilmu ke empat kelompok UMKM, yaitu UMKM kerajinan kreatif bambu Desa Gintangan, UMKM makanan khas lokal di Desa Lemahbang Dewo, UMKM batik Desa Pakistaji, dan UMKM kopi Desa Gombengsari.
"Para mahasiswa ini menggali masalah, menemukan solusi, dan mengimplementasikannya dalam karya inovatif. Khususnya nanti ditugaskan memberikan nilai tambah pada UMKM. Baik mengembangkan teknologi pengolahan, branding, maupun pemasaran," kata Son.
Sementara itu, Prof Profesor Young Bong Seo menjelaskan, dari hasil surveinya pada Januari 2018, cukup banyak potensi yang dimiliki UMKM Banyuwangi.
"Ini tidak hanya bermanfaat bagi Indonesia, namun juga kami dari Korsel. Dari sisi UMKM Banyuwangi diharapkan dapat meningkatkan kapasitasnya dalam penerapan teknologi. Bagi mahasiswa sendiri ini dapat menambah wawasan global mereka, karena pastinya ada kelebihan UMKM Banyuwangi yang tidak dimiliki negara kami," ujar Young.
Kesembilan kampus Korea yang terlibat program ini adalah Gyeongnam National University of Science and Technology, Gyeongsang National University, Tongmyong University, Dongseo University, Dong-A University, Pukyung National University, Pusan National University, Silla University, dan Handong God's University.(*)