Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, tidak mengeluarkan air Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, Bojonegoro, Jawa Timur, karena air yang tersisa hanya tinggal sekitar 1,8 juta meter kubik.
"Air Waduk Pacal yang masih tersisa tidak akan dikeluarkan, sebab dimanfaatkan untuk menjaga bangunan waduk agar tidak rusak," kata Petugas Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, Budi Irawan, di lokasi Waduk Pacal, Selasa.
Menurut dia, pintu pengeluaran air Waduk Pacal ditutup sudah sejak awal Juli. Sebelum itu, ketinggian air pada papan duga Waduk Pacal sempat mencapai 105,30 meter dengan debit sekitar 1,9 juta pada 17 Juli.
Namun, sekarang ketinggian air pada papan duga terus menyusut hingga menjadi 105,26 meter dengan debit sekitar 1,8 juta meter kubik.
"Pintu pengeluaran Waduk Pacal tidak ada yang bocor, tapi berkurang akibat kemarau sehingga menguap," ucapnya menambahkan.
Terkait perbaikan bangunan pelimpas yang rusak, menurut dia, belum bisa dikerjakan tahun ini, karena masih dalam tahap perencanaan.
"Waduk Pacal sudah tidak lagi memperoleh tambahan air hujan sejak beberapa hari terakhir ini.
Kepala Bidang Operasi Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air Bojonegoro Masahid, membenarkan bahwa air Waduk Pacal tidak akan dikeluarkan.
"Di sepanjang daerah irigasinya sudah tidak ada lagi tanaman padi," ucapnya.
Pantauan Antara di lokasi Waduk Pacal dipenuhi para pemancing, selain warga setempat yang mencari ikan dengan cara menjala, juga cara lainnya.
Para pemancing berdatangan dari Nganjuk, Kediri, juga Solo, Jawa Tengah, selain pemancing lokal. Di waduk setempat, ikan yang menjadi buruan para pemancing, selain tawes, juga nila dan gloso, bahkan juga lele yang bukan dumbo.
"Lele alam bisa diperoleh kalau air benar-benar sudah surut," ucap seorang nelayan waduk asal Kecamatan Temayang Ngadi.
Data di kantor Dinas Pengairan dan Sumber Daya Air menyebutkan Waduk Pacal memiliki daerah irigasi pertanian seluas 16.624 hektare di sejumlah desa di Kecamatan Sukosewu, Balen, Kapas, Sumberrejo, Kepohbaru, dan Baureno.
Pada awal dibangun Belanda pada 1933, Waduk Pacal mampu menampung air mencapai 42 juta meter kubik. Namun, sekarang daya tampungnya menurun.
Selain faktor sedimen yang masuk waduk mencapai 15 ribu meter kubik per tahun, juga dipengaruhi rusaknya daerah tangkapan air dan rusaknya bangunan pelimpas. (*)
Jaga Bangunan, Air Waduk Pacal Bojonegoro Tak Dikeluarkan
Selasa, 24 Juli 2018 18:42 WIB
Air Waduk Pacal yang masih tersisa tidak akan dikeluarkan, sebab dimanfaatkan untuk menjaga bangunan waduk agar tidak rusak.