Washington (Antara/Xinhua) - Kamar Dagang AS pada Senin (2/7) memperingatkan bahwa tarif baru pemerintahan Trump terhadap impor mengancam memicu perang dagang global, karena mitra dagang lainnya telah mengumumkan miliaran dolar dalam tarif pembalasan terhadap produk-produk Amerika.
"Tarif baru untuk impor baja, aluminium, dan Tiongkok, serta potensi untuk tarif tambahan pada otomotif dan suku cadang mobil, telah mendorong kita ke jurang perang perdagangan global," Kamar Dagang AS, kelompok bisnis terbesar di negara itu, mengatakan dalam sebuah penelitian terbarunya.
"Kanada, Meksiko, Uni Eropa (EU), dan Tiongkok telah membalas - atau mengumumkan rencana untuk membalas - dengan miliaran dolar dalam tarif untuk produk buatan Amerika," kata kelompok usaha tersebut, menambahkan sekitar 75 miliar dolar AS ekspor AS akan dikenakan tarif pembalasan pada minggu ini.
"Tarif hanyalah pajak yang menaikkan harga untuk semua orang. Tarif itu menghasilkan tariff yang menghasilkan lebih banyak tarif hanya menyebabkan perang dagang yang akan membebani lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi Amerika," Thomas J. Donohue, presiden dan CEO Kamar Dagang AS, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Pemerintahan sedang mengancam untuk merongrong kemajuan ekonomi yang bekerja sangat sulit untuk dicapai," Donohue berpendapat, mencatat sudah waktunya untuk membalikkan arah dan mengadopsi "pendekatan yang lebih cerdas dan lebih efektif" untuk mengatasi masalah perdagangan dengan para mitra komersial.
Studi yang dirilis pada Senin (2/7) termasuk perincian negara bagian demi negara bagian produk Amerika yang ditargetkan oleh tarif pembalasan ini, serta berapa banyak tarif pembalasan bisa dibiaya setiap negara.
Misalnya, di negara bagian Pennsylvania, AS, ekspor senilai sekitar 1,7 miliar dolar AS dikenakan tarif pembalasan, dengan produk besi Amerika, kopi, dan kue kering di antara produk yang paling terpukul.
Sementara itu, sekitar 6,2 miliar dolar AS ekspor dari negara bagian Washington dapat ditargetkan dengan tarif pembalasan, dengan baja, produk aluminium dan kopi di antara ekspor yang paling terpukul.
Para analis mengatakan studi itu kemungkinan akan meningkatkan tekanan pada anggota parlemen AS untuk mendorong kembali rencana tarif pemerinthan Trump menjelang pemilihan kongres pada November.
Sekelompok hampir 60 asosiasi bisnis AS, termasuk Dewan Perdagangan Luar Negeri Nasional, telah mendesak Kongres untuk menggunakan pengawasan yang lebih besar dari penggunaan tarif dan kebijakan kebijakan perdagangan Trump lainnya.
"Kami melihat kemauan yang berkembang dari pemerintah saat ini untuk menggunakan tarif (dan penggunaan kuota impor mutlak) sebagai alat kebijakan utama dalam meningkatkan jumlah perselisihan perdagangan dengan sekutu kami sebagai tren yang perlu ditangani oleh Kongres," asosiasi bisnis bulan lalu mengatakan dalam sebuah surat kepada para pemimpin Komite Keuangan Senat dan Komite Ways and Means DPR AS.
"Meningkatnya ancaman tarif dan potensi perang perdagangan dengan mitra dagang kami, termasuk dengan beberapa sekutu terpenting kami, menciptakan ketidakpastian yang akan dirasakan oleh orang Amerika di seluruh negeri dan oleh bisnis dari semua ukuran dan di semua sektor industri," kata mereka. (*)
Tarif Baru Trump Ancam Picu Perang Dagang
Selasa, 3 Juli 2018 9:55 WIB