Bojonegoro (Antaranews Jatim) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, akan mengkoordinasikan dalam rapat dengan BPBD Jawa Timur, untuk persiapan menghadapi dampak kemarau bagi warga yang daerahnya mengalami kekeringan, Selasa (8/5).
"BPBD baru akan menggelar rapat bersama BPBD Jatim di Surabaya untuk memetakan daerah yang mengalami kekeringan dalam kemarau tahun ini, Selasa (8/5)" kata Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, di Bojonegoro, Senin.
Pemetaan daerah yang mengalami kekeringan, menurut dia, sebagai persiapan jumlah kebutuhan air bersih bagi warga yang kemungkinan mengalami kesulitan air bersih.
"Kami memanfaatkan data kesulitan air bersih warga yang terkena dampak kekeringan pada 2017. Dari data itu bisa diketahui kebutuhan air bersih yang harus dipersiapkan di musim kemarau tahun ini," ucapnya menjelaskan.
Sesuai data di BPBD menyebutkan pada 2017 warga yang mengalami kesulitan air bersih akibat musim kemarau sebanyak 8.656 kepala keluarga (KK) dengan jumlah 29.478 jiwa.
Lokasinya tersebar di 54 dusun di 26 desa yang tersebar di 10 kecamatan yaitu Kecamatan Ngraho, Kepohbaru, Tambakrejo, Sugihwaras, Sukosewu, Purwosari, Sumberrejo, Temayang, Ngambon dan Kasiman.
Saat ini, kata dia, daerahnya sudah masuk musim kemarau, tapi belum ada warga yang daerahnya menjadi langganan kekeringan di musim kemarau mengalami kesulitan air bersih.
"Sumur-sumur warga masih belum ada yang kering," ujarnya.
Ia memperkirakan kesulitan air bersih baru akan terjadi mendekati Hari Raya Idul Fitri, pada pertengahan Juni.
"Kemungkinan warga akan mulai meminta pasokan air bersih pertengahan Juni," ucapnya menegaskan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD MZ. Budi Mulyono menambahkan pendistribusian air bersih akan dilakukan BPBD, dinas sosial, sejumlah perusahaan migas juga lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Bahkan, lanjut dia, Posko BPBD di Kecamatan Temayang, Baureno dan Padangan, juga akan dilibatkan untuk ikut mendistribusikan air bersih.
"Di masing-masing posko BPBD di kecamatan sekarang dilengkapi satu unit mobil tangki air," ucapnya menambahkan.
Ia mengaku belum bisa memperkirakan kemarau yang terjadi karena masih menunggu prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso, Malang.
"Kami belum tahu kemarau tahun ini masuk kering, sedang atau basah," ucapnya menambahkan. (*)