Sampang (Antaranews Jatim) - Ribuan orang dari kalangan guru, mahasiswa dan ormas Korp Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) se-Madura, Jawa Timur, Kamis pagi, menggelar aksi damai ke Mapolres setempat.
Massa mendesak, agar pelaku, penganiyaan guru seni rupa di SMA Negeri 1 Torjun, Sampang, Madura, Ahmad Budi Tjahyanto, yakni dihukum maksimal.
Aksi para guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) se-Madura ini juga sebagai bentuk dukungan kepada aparat kepolisian Polres Sampang, agar menegakkan hukum, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selain dari unsur PGRI, HMI dan Kahmi, aktivis mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) se-Madura juga ikut bergabung dalam aksi ini.
"Aksi ini merupakan aksi solidaritas atas kasus kekerasan yang menimpa guru Ahmad Budi Tjahyanto oleh muridnya sendiri hingga meninggal dunia," ujar Presidium Kahmi Pamekasan Gazali.
Aksi massa gabungan dari PGRI dan lintas organisasi masyarakat dan mahasiswa se-Madura ini, mulai depan kantor Pemkab Sampang menuju Mapolres Sampang.
Massa membawa sejumlah poster dan spanduk yang bertuliskan antara lain, "tolak kekerasan pada guru", "Guru Budi Pahlawanku", "Tegakkan Supremasi Hukum pada Penganiaya Guru Budi".
Aksi solidaritas yang dilakukan oleh?Kahmi, HMI, PGRI dan GMNI se-Madura ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan Hymne guru.
Aksi dimulai pukul 09.00 WIB dan hingga pukul 10.15 WIB masih berlangsung dengan agenda dialog antara perwakilan pengunjuk rasa dengan Polres Sampang.
Ratusan siswa dari sejumlah SMA di Kabupaten Sampang, juga terlihat bergabung bersama para pengunjuk rasa lainnya.
Kasus penganiayaan terhadap guru SMA Negeri 1 Torjun Sampang oleh muridnya sendiri berinisial HI itu, terjadi pada 1 Februari 2018.
Kasus itu bermula saat guru Budi mengajar seni luki di depan ruang kelas XII. Muridnya HI, tidak mengiraukan pelajaran Budi, bahkan mengganggu teman lainnya yang sedang belajar.
Saat itu, guru Budi menegor, tapi tidak dhiraukan, bahkan sang murid mengejek guru Budi, hingga akhirnya ia disanksi dengan dipukul dengan kertas absen.
HI melawan dan langsung memukul guru Budi di bagian pelipis wajahnya. Sesampainya di rumahnya ia pingsan, lalu dibawa ke puskesmas dan Torjun, sebelum akhirnya dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya.
Namun, nyawa guru seni rupa itu tidak tertolong dan akhirnya meninggal dunia. Hasil diagnosa dokter menyebutkan, guru Budi mengalami mati batang otak, dan semua organ tubuhnya tidak berfungsi, akibat pukulan HI pada bagian pelipis wajahnya itu. (*)
Ribuan Orang Aksi Damai di Mapolres Sampang
Kamis, 8 Februari 2018 18:15 WIB