"Dengan intensitas curah hujan yang cukup tinggi, maka potensi terjadi tanah longsor di Dusun Semenggu, Kelurahan Bintoro, Kecamatan Patrang cukup besar, sehingga hari ini kami melakukan kegiatan penutupan retakan untuk mengantisipasi terjadinya bencana longsor," katanya di Kabupaten Jember, Kamis.
Menurutnya ada lima titik retakan tanah pada lahan warga yang ditanami sengon tersebut yakni pada titik pertama, panjang retakan sekitar 20 meter, lebarnya 15-80 cm dengan kedalaman berkisar 50 cm hingga 1,5 meter.
Titik kedua retakan tanah sepanjang 400 meter dengan lebar 5-80 cm yang memiliki kedalaman retakan 1 meter hingga 2 meter; kemudian retakan tanah ketiga sepanjang 9 meter dengan lebar 15-80 cm yang memiliki kedalaman hingga 2 meter.
Retakan tanah keempat memiliki panjang 20 meter dengan lebar 10-60 cm dan memiliki kedalaman 1 meter hingga 1,5 meter dan retakan tanah kelima sepanjang 100 meter dengan lebar 40 cm hingga 1,2 meter yang memiliki kedalaman retakan 30-100 cm.
Selain mengalami keretakan, tanah di Dusun Semenggu, Kelurahan Bintoro itu sudah ambles berkisar 50-80 cm, sehingga berpotensi terjadinya tanah bergerak (sliding) yang dapat mengancam permukiman warga yang berada 500-700 meter di bawahnya.
"Kami bersama pihak desa, muspika, dan masyarakat bergotong royong untuk melakukan penanganan pertama dengan menutup retakan tersebut dengan tanah dan dipadatkan, kemudian menutup retakan tersebut dengan terpal, sehingga air tidak langsung masuk ke dalam retakan yang sudah ditimbun dengan tanah," tuturnya.
Widi mengatakan pihaknya juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang berada di sekitar retakan tersebut untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap potensi bencana tanah longsor yang dapat terjadi sewaktu-waktu, sehingga warga dibekali dengan wawasan tanggap siaga bencana.
"Di Dusun Semenggu ini ada sekitar 18 kepala keluarga yang terancam keselamatannya atau terdampak langsung dan 14 KK yang tidak terdampak langsung, apabila terjadi bencana longsor di titik retakan yang kami tutup dengan tanah dan terpal saat ini," ucap mantan Kepala Bakesbangpol Linmas Jember itu.
Berdasarkan data BPBD Jember, retakan tanah juga terjadi di Desa Jambesari - Kecamatan Sumberbaru yang mengancam 13 KK, kemudian di Desa/Kecamatan Arjasa mengancam 33 KK, dan Kelurahan Bintoro - Kecamatan Patrang mengancam 18 KK.
"Kami mengimbau masyarakat yang berada di kawasan daerah yang mengalami keretakan tanah untuk selalu siaga karena pihak BMKG memprediksi intensitas curah hujan di Jember cukup tinggi untuk beberapa hari ke depan," ujarnya.
Sementara salah seorang warga Dusun Semenggu Iwan mengatakan keretakan tersebut diketahui warga pada akhir Januari 2018, kemudian dilaporkan kepada RT, RW hingga kelurahan karena khawatir terjadi bencana alam yang mengancam permukiman penduduk yang berada di bawah retakan tersebut.
"Kalau hujan deras selama beberapa jam, banyak warga yang mengungsi dan meninggalkan rumahnya karena keretakan tanah itu dapat berpotensi terjadi bencana tanah longsor yang dapat membahayakan keselamatan warga," katanya. (*)
Video Oleh Zumrotun Solichah