Surabaya (Antara Jatim) - Konsumsi avtur atau bahan bakar pesawat terbang di Bandara Ngurah Rai, Provinsi Bali turun sekitar 35 persen, selama terjadi erupsi Gunung Agung di wilayah setempat beberapa waktu lalu.
General Manager Pertamina MOR V, Ibnu Chouldum di Surabaya, Rabu mengatakan pada hari biasa sebelum terdapat peringatan penerbangan ke Bali oleh masyarakat internasional terkait aktivitas Gunung Agung yang beberapa kali menyemburkan asap serta letusan-letusan, kunsumsi avtur mencapai 2.200 Kilo Liter (KL) sampai 2.600 KL per hari, namun kini hanya 1.600 KL.
"Oleh karena itu, kami juga memprediksi tidak akan terjadi lonjakan konsumsi avtur di Bali pada saat Natal dan Tahun Baru 2018, atau minimal mendekati normal," kata Ibnu kepada wartawan.
Ibnu mengaku belum mengetahui sampai kapan konsumsi avtur di Bali akan kembali normal, dan diperkirakan pada Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 akan tetap stagnan di kisaran 1.600 KL.
"Kami hanya bisa mendorong wisatawan lokal untuk datang ke Bali menggunakan pesawat apabila ingin meningkatkan konsumsi avtur, karena kalau berharap wisatawan asing tidak bisa karena adanya 'travel warning' oleh beberapa negara," katanya.
Sementara itu, kata Ibnu, secara umum Pertamina MOR V yang meliputi wilayah Jatim, Bali dan Nusa Tenggara memprediksi kenaikan konsumsi Avtur mencapai 8 persen (81,333 KL) dibandingkan tahun 2016-2017 (74,831 KL) pada Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.
Peningkatan kebutuhan avtur, kata dia, diprediksi akan tinggi pada tanggal 22 Desember 2017, atau menjelang libur Natal 25-26 Desember 2017, dan pada tanggal 29 Desember 2017 atau menjelang libur Tahun Baru 2018.
"Kami telah menyiapkan armada pengisian avtur ke pesawat sebanyak 50 refueller dan 30 hydrant dispenser," katanya.
Selain itu, Ibnu mengaku juga selalu memastikan stok avtur di 13 Depo Pengisian Pesawat Udara (DPPU), dan memastikan kehandalan sarana serta kesiapan rencana pola suplai.(*)