Blitar (Antara Jatim) - Seorang remaja di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, terpaksa dibawa ke Puskesmas Gandusari, kabupaten setempat, setelah mengeluhkan sakit setelah minum minuman kemasan yang dibeli di sebuah warung dekat sekolah.
Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Polres Blitar AKP Purwadi mengemukakan polisi memang mendapati laporan adanya remaja yang mengeluh sakit setelah minum minuman kemasan. Diduga, remaja itu keracunan setelah mengonsumsi minuman itu.
"Ada laporan dugaan keracunan yang diduga akibat minuman botol. Saat ini, kami masih melakukan pemeeriksaan kejadian ini," katanya di Blitar, Jumat.
Ia mengatakan, korban diketahui bernama Luhur Revaldi Wahyudin (15), warga Desa Kotes, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Ia adalah pelajar MTsN Gandusari, di Desa Sukosewu, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Dari keterangan saudara kembar korban, Luhur Ravilhan Wahyudi, mereka berangkat ke sekolah dengan berboncengan naik sepeda motor, Jumat pagi. Sebelum masuk ke sekolah, korban membeli satu minuman kemasan di toko sebelah sekolahan.
Kemudian minuman tersebut diminum korban setengah nya dan sisanya ditaruh di laci meja kelasnya. Pada hari tersebut juga diketahui tidak ada proses belajar mengajar, tetapi dialihkan dengan kegiatan kerja bakti dalam rangka persiapan dies natalis di sekolah tersebut.
Korban, kata dia, sekitar pukul 10.00 WIB kembali ke kelas dan minum sisa minuman kemasan yang ditaruh di meja bangku kelasnya. Namun, sekitar pukul 10.45 WIB, korban mengeluh sakit perut dan akhirnya diajak pulang oleh saudara kembarnya.
"Sesampainya di rumah korban mengeluh kepada ibunya kalau perutnya sakit dan terasa panas. Kemudian bersama Saudara kembarnya korban di bawa ke Puskesmas Gandusari. Sesampainya di puskesmas, korban langsung dirujuk ke RSUD Ngudi Waluyo Wlingi," katanya.
Ibunda korban, kata dia, juga sempat ke sekolahan untuk mengambil botol bekas minuman yang sudah habis dan dibuang ke tempat sampah. Botol itu juga sempat ditunjukkan ke petugas, dan diperiksa.
Sementara itu, ibu korban kepada polisi juga mengatakan sebelum berangka sekolah sempat membuatkan mi rebus untuk sarapan. Namun, saat itu kondisi kedua anaknya terlihat baik-baik saja. Ibunda korban juga tidak mengetahui jika akhirnya anaknya sakit.
"Ketika mengeluh kesakitan, korban sempat ditanya oleh Ibunya dan dijawab kalau di sekolah tidak membeli jajanan dan hanya membeli minuman kemasan tersebut. Hal tersebut juga merupakan kebiasaan korban ketika sekolah, yaitu selalu membeli minuman kemasan tersebut," ujarnya.
Ia menyebut, saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan sejumlah saksi terkait dengan kejadian itu, termasuk memeriksa dan olah tempat kejadian perkara. Botol bekas minuman tersebut saat ini juga sudah diamankan di Polsek Gandusari dan akan dikirim untuk dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui jenis bahan berbahaya yang terkandung di dalamnya.
"Korban sedang mendapat penanganan medis di UGD. Kalau diagnosa awal, dokter jaga di rumah sakit mengatakan korban mengalami Intoksikasi (keracunan). Dari botol bekas minuman itu juga tercium bau yang menyengat, diperkirakan ada karena Organ Vosvat (sejenis obat serangga)," katanya menjelaskan.
Saat ini, polisi terus mengusut kejadian itu, guna memastikan apakah kejadian ini karena faktor "Human Eror" atau ada unsur kesengajaan. (*)