Nganjuk (Antara Jatim) - Tumpengan massal digelar oleh puluhan warga Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, sebagai bentuk syukur dan dukungan pada tim penyidik KPK setelah operasi tangkap tangan (OTT) yang diduga juga melibatkan sejumlah pejabat di kabupaten tersebut.
"Kami sengaja mengadakan kegiatan ini. Jadi, ini dalam rangka syukur, karena selama ini terjadi ketidakadilan dan kesewenang-wenangan di Nganjuk," kata John Wiliam Wadu, salah seorang warga yang juga ikut acara tumpengan massal di alun-alun Kabupaten Nganjuk, Kamis.
Ia juga mendukung penuh dengan KPK dan berharap KPK akan menegakkan keadilan. Selama ini, masyarakat di Kabupaten Nganjuk merasa diperlakukan tidak baik, sehingga ke depan harus perlu perubahan pemimpin.
"Ke depan Nganjuk ini perlu perubahan. Kami berharap perubahan menjadi lebih baik dengan adanya OTT, demokrasi ke depan semakin sehat. Sebelumnya, demokrasi tidak begitu sehat," katanya.
Ia juga tidak menyangka warga yang datang cukup banyak. Padahal, kegiatan ini dilakukan secara spontan pascaada informasi OTT yang dilakukan KPK dan memeriksa sejumlah pejabat di Kabupaten Nganjuk termasuk Bupati Nganjuk Taufiqurrahman.
"Informasi ini hanya kami sebarkan lewat jejaring sosial, tapi ternyata yang datang ikut berpartisipasi cukup banyak. Selain tumpengan di tempat ini, kami juga mengadakan cukur gundul bersama," kata John.
Kegiatan cukur gundul dan tumpengan bersama itu dilakukan warga di alun-alun Kabupaten Nganjuk. Lokasi alun-alun tepat berada di depan kantor Pemkab Nganjuk. Kegiatan itu diawali dengan doa bersama dan setelahnya dilakukan potong tumpeng.
Seluruh warga yang hadir makan bersama. Setelah itu, dilakukan potong rambut bersama. Pemotongan dilakukan secara serentak pada seluruh warga yang ikut cukur gundul bersama.
Walaupun tidak sampai turun ke jalan raya dalam aksinya, kegiatan itu juga tetap mendapatkan pengawalan yang ketat dari polisi. Mereka memantau jalannya aksi dan memastikan berjalan dengan tertib.
KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu (25/10) dalam perkara dugaan menerima suap terkait jual beli jabatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk 2017. Kasus itu melibatkan sejumlah pejabat di Nganjuk, termasuk Bupati Nganjuk Taufiqurrahman.
Dalam perkara tersebut, total ada 20 orang yang diamankan, dimana 12 di antaranya diamankan di Jakarta, sementara sisanya di Nganjuk. Beberapa pejabat itu misalnya Bupati Nganjuk Taufqurrahman, istri Bupati Nganjuk yang juga Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang Ita Triwibawati, sejumlah pejabat dinas pendidikan, kepala sekolah, hingga sejumlah orang dekat Bupati lainnya.
Bupati Taufiqurrahman berada di Jakarta. Ia menginap di sebuah hotel di kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, tidak jauh dari Istana Negara. Sejumlah pejabat juga diamankan. Total uang yang diamankan adalah Rp298 juta.
KPK menduga, praktik ini sudah lama berlangsung. Diduga, Bupati melalui orang kepercayaannya meminta uang kepada pegawai, sejumlah SKPD di Kabupaten Nganjuk bila ada rotasi, perekrutan angkatan, hingga alih status kepegawaian.
KPK menetapkan sejumlah tersangka penerima dalam perkara itu, antara lain Bupati Nganjuk Taufiqurrahman, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk SU, serta seorang kepala sekolah berinisial MB. Untuk pemberi antara lain Kepala Bagian Umum RSUD Nganjuk EW dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Nganjuk HA. (*)
Video Oleh Asmaul Chusna