Madiun (Antara Jatim) - PT Industri Kereta Api (Inka) menargetkan penjualan produk Kereta Api (KA) maupun lokomotif di dalam negeri maupun ekspor total mencapai angka Rp5 triliun pada 2020.
"Kami yakin penjualan pada 2020 harus bisa menembus angka Rp5 triliun. Ini merupakan lompatan, karena kita melihat pangsa pasar cukup luas, baik pasar di dalam negeri yaitu PT Kereta Api Indonesia maupun ekspor ke sejumlah negara," kata Direktur Keuangan PT Inka Mohamad Nur Sodiq di Madiun, Jawa Timur, Minggu (27/8).
Menurut Nur Sodiq, PT Inka harus bisa mendapatkan kontrak pembuatan kereta api ringan (LRT). "Inka harus bisa mendapatkan LRT untuk Jabotabek, kita harus dapatkan kurang lebih sekitar Rp3 triliun. Juga termasuk proyek-proyek luar negeri yang sering kami sampaikan itu," kata Nur Sodiq menyebutkan potensi penjualan PT Inka.
Untuk merealisasi target tersebut, dia mengajak seluruh karyawan Inka untuk optimistis dan bekerja keras, sehingga penjualan produksi PT Inka akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
"Kami mengajak kepada seluruh masyarakat Inka untuk optimistis. Target penjualan tahun ini meningkat 41 persen dari tahun sebelumnya. Tahun ini Rp2,6 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 1,8 triliun. Kemudian pada tahun 2018 kami siapkan agak moderat, sekitar Rp3,1 triliun, yakin tercapai," katanya.
Pangsa pasar KA produk PT Inka, lanjut Nur Sodiq berimbang antara dalam dan luar negeri. "Besarnya kira-kira sama antara permintaan dalam dan luar negeri. Di dalam negeri kita mendapatkan pesanan K3 (kereta ekonomi) dan K1 (kereta eksekutif) dari PT KAI sekitar 438 unit kereta senilai Rp2,23 triliun.
Terkait dengan 10 rangkaian KA untuk Bandara Soekarno-Hata (Soetta) pesanan PT Railink senilai USD70,407,827, dia mengatakan saat ini sudah selesai pengerjaan empat dari 10 rangkaian yang dipesan.
"Insyaallah awal Oktober kami sudah siap kirim. Posisi saat ini masih kita masih simpan di PT Inka. sedangkan yang satu rangkaian sudah ada di Manggarai," ujarnya.