Surabaya (Antara Jatim) - Direktur Keuangan PT Garam Anang Abdul Qoyyum mengatakan pelaksanaan program revitalisasi garam dan pembangunan pabrik baru di Sampang, Jawa Timur dilakukan pada 2018, untuk menunjang produksi garam nasional.
"Kalau untuk saat ini pengembangan masih belum bisa dilakukan karena adanya faktor depresi akibat gejolak harga dan permasalahan yang ada. Oleh karena itu, dua program tersebut akan kami lakukan pada 2018," kata Anang di Surabaya, Rabu.
Anang mengaku, PT Garam telah menerima tawaran kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Serpong untuk melaksanakan program pengembangan produksi garam dengan membangun pabrik baru serta revitalisasi.
Kedua program itu, kata dia, akan dipusatkan di Sampang, Madura, Jawa Timur yang merupakan pusat produksi garam dan kantor PT Garam.
Sebelumnya, Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi BPPT, Prof Eniya Listiani Dewi mengatakan kontrak kerja sama dengan PT Garam dilakukan dengan masing-masing kapasitas untuk revitalisasi sebesar lima ton per jam, dan untuk pabrik baru 10 ton per jam.
Dalam program itu, kata dia, BPPT mendorong tingkat efisiensi kadar garam yang selama ini masih sekitar 80 hingga 90 persen Natrium klorida (NaCl) menjadi 94 hingga 97 persen NaCL.
"Intinya kedua program itu sama, yakni adanya proses peningkatkan kadar garam dengan fokus pada kristalisasi dan pencucian garam," katanya.
Eniyah mengatakan, program dorongan peningkatan kapasitas kadar garam juga sedang dilakukan BPPT dengan kerja sama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
"Ketika kami tracking di sejumlah wilayah rata-rata kadar garam petani masih sekitar 80-90 NaCL, padahal garam pangan awalnnya harus sekitar 94 persen kemudian ditingkatkan menjadi 97 persen, oleh karena itu kami berusaha mendorong melalui teknologi" tuturnya.(*)